Sabtu, 02 Juni 2018

CERITASEX KETAHUAN NGENTOT SAAT SEDANG KEENAKAN DENGAN TANTE


Cerita Dewasa Ketahuan Ngentot Saat Sedang Keenakan Dengan Tanteku – Kali ini
ADMIN CERITASEX akan menceritakan Cerita Sex ketika diriku ketahuan ngentot
saat sedang lagi enak-enaknya dengan tanteku. Mau tahu kelanjutan ceritanya?
Langsung aja yuk baca dan simak baik-baik cerita dewasa ini.

Ketahuan Bercinta dengan Tanteku – Cerita yang dituangkan di sini adalah kisah
nyata dan bagi yang kebetulan merasa sama nama atau kisahnya mohon dimaafkan
itu hanyalah kebetulan. Kejadian ini terjadi sekitar 6 tahun yang lalu, waktu
itu aku masih berusia 16 tahun.

Aku mempunyai seorang tante bernama Lia yang umurnya waktu itu 36 tahun. Tante
Lia adalah adik dari Mamaku. Tante Lia sudah menjanda selama lima tahun. Dari
perkawinan dia dengan almarhum suaminya tidak di karunia anak. Tante Lia sendiri
melanjutkan usaha peninggalan dari almarhum suaminya. Dia tinggal di salah satu
perumahan yang tidak jauh dari rumahku. Dia tinggal dengan seorang pembantunya,
Mbak Sumi. Tante Lia ini orangnya menurutku seksi sekali.

Payudaranya besar bulat dengan ukuran 36C, sedangkan tingginya sekitar 165 cm
dengan kaki langsing seperti peragawati dan perutnya rata soalnya dia belum punya
anak. Hal ini membuatku sering ke rumahnya dan betah berlama-lama kalau sedang
ada waktu. Dan sehari-harinya aku cuma mengobrol dengan tante Lia yang seksi ini dan
dia itu orangnya supel benar tidak canggung cerita-cerita dengan

Maka aku berupaya menemaninya dan sekalian ingin melihat tubuhnya yang seksi.
Setiap kali aku melihat tubuhnya yang seksi, aku selalu terangsang dan aku lampiaskan
dengan onani sambil membayangkan tubuhnya. Kadangkala timbul pikiran kotorku
ingin bersetubuh dengannya tapi aku tidak berani berbuat macam-macam terhadap
dia, aku takut nanti dia akan marah dan melaporkan ke orang tuaku. Hari demi hari
keinginanku untuk bisa mendapatkan tante Lia semakin kuat saja.

Kadang-kadang kupergoki tante Lia saat nabis mAlan, dia hanya memakai lilitan handuk
saja. Melihatnya jantungku deg-degan rasanya, ingin segera membuka handuknya dan
melahap habis tubuh seksinya itu. Kadang-kadang juga dia sering memanggilku ke
kamarnya untuk mengancingkan bajunya dari belakang. Benar-benar memancing
gairahku. Sampai pada hari itu tepatnya malam minggu, aku sedang malas keluar
bersama teman-teman dan aku pun pergi ke rumah Tante Lia. Sesampai di rumahnya,
tante Lia baru akan bersiap makan dan sedang duduk di ruang tamu sambil membaca
majalah.


Kami pun saling bercerita, tiba-tiba hujan turun deras sekali dan Tante Lia memintaku
menginap saja di rumahnya malam ini dan memintaku memberitahu orang tuaku bahwa
aku akan menginap di rumahnya berhubung hujan deras sekali. “Lan, tante mau tidur
dulu ya, udah ngantuk, kamu udah ngantuk belum?”, katanya sambil menguap.
“Belum tante”, jawabku.

“Oh ya tante, Rio boleh pakai komputernya nggak, mau cek email bentar”, tanyaku.
“Boleh, pakai aja” jawabnya lalu dia menuju ke kamarnya. Lalu aku memakai komputer
di ruang kerjanya dan mengakses situs porno. Dan terus terang tanpa sadar
kukeluarkan kemaluanku yang sudah tegang sambil melihat gambar wanita setengah
baya bugil. Kemudian kuelus-elus batang kemaluanku sampai tegang sekali berukuran
sekitar 15 cm karena aku sudah terangsang sekali.

Tanpa kusadari, tahu-tahu tante Lia masuk menyelonong begitu saja tanpa mengetuk
pintu. Saking kagetnya aku tidak sempat lagi menutup batang kemaluanku yang sedang
tegang itu. Tante Lia sempat terbelalak melihat batang kemaluanku yang sedang tegang
hingga langsung saja dia bertanya sambil tersenyum manis. “Hayyoo lagi ngapain kamu,
Lan?” tanyanya. “Aah, nggak apa-apa tante lagi cek email” jawabku sekenanya. Tapi
tante Lia sepertinya sadar kalau aku saat itu sedang mengelus-elus batang kemaluanku.

“Ada apa sih tante?” tanyaku. “Aah nggak, tante cuma pengen ajak kamu temenin tante
nonton di kamar” jawabnya. “Oh ya sudah, nanti saya nyusul ya tante” jawabku. “Tapi
jangan lama-lama yah” kata Tante Lia lagi. Setelah itu aku berupaya meredam
ketegangan batang kemaluanku, lalu aku beranjak menuju ke kamar tante kesepian
dan menemani tante Lia nonton film horor yang kebetulan juga banyak mengumbar
adegan-adegan syur. Melihat film itu langsung saja aku menjadi salah tingkah, soalnya
batang kemaluanku langsung saja bangkit lagi.

Malah Tante Lia sudah memakai baju tidur yang tipis dan gilanya dia tidak memakai bra
karena aku bisa melihat puting susunya yang agak mancung ke depan. Gairahku
memuncak melihat pemandangan seperti itu, tapi apa boleh buat aku tidak berani
berbuat macam-macam. Batang kemaluanku semakin tegang saja sehingga aku
terpaksa bergerak-gerak sedikit guna membetulkan posisinya yang miring. Melihat
gerakan-gerakan itu tante Lia rupanya langsung menyadari sambil tersenyum ke
arahku. “Lagi ngapain sih kamu, Lan?” tanyanya sambil tersenyum. “Ah nggak apa-apa
kok, tante” jawabku malu. Sementara itu tante Lia mendekatiku sehingga jarak kami
semakin dekat di atas ranjang. “Kamu terangsang yah, Lan, lihat film ini?” “Ah nggak
tante, biasa aja” jawabku mencoba mengendalikan diri.



Bisa kulihat payudaranya yang besar menantang di sisiku, ingin rasanya kuhisap-hisap
sambil kugigit putingnya. Tapi rupanya hal ini tidak dirasakan olehku saja, Tante
kesepian Lia pun rupanya sudah agak terangsang sehingga dia mencoba mengambil
serangan terlebih dahulu. “Menurut kamu tante seksi nggak, Lan?” tanyanya. “Wah seksi
sekali tante” kataku. “Seksi mana sama yang di film itu?” tanyanya lagi sambil
membusungkan payudaranya sehingga terlihat semakin membesar. “Wah seksi tante
dong, abis bodynya tante bagus sih” kataku.

“Ah masa sih?” tanyanya. “Iya benar tante, swear..” kataku. Jarak kami semakin merapat
karena tante Lia terus mendekatkan tubuhnya padaku, lalu dia bertanya lagi padaku..
“Kamu mau nggak kalo diajak begituan sama tante”. “Mmaauu tante..” Ah, seperti
ketiban durian runtuh, kesempatan ini tidak tentu aku sia-siakan, langsung saja aku memberanikan diri untuk mencoba mendekatkan diri pada tante Lia. “Wahh barang
kamu lumayan juga, Lan” katanya. “Ah tante kesepian bisa aja..

Tante kok kelihatannya makin lama makin seksi aja sih.. Sampe saya gemes deh
ngeliatnya..” kataku. “Ah nakal kamu yah, Lan” jawabnya sambil meletakkan tangannya
di atas kemaluanku. “Waahh jangan dipegangin terus tante, ntar bisa tambah gede loh”
kataku. “Ah yang benar nih?” tanyanya. “Iya tante.. Ehh.. Ehh aku boleh pegang itu nggak tante?” kataku sambil menunjuk ke arah payudaranya yang besar itu.

“Ah boleh aja kalo kamu mau” jawabnya. Wah kesempatan besar, tapi aku agak sedikit
takut, takut dia marah tapi tangan si tante sekarang malah sudah mengelus-elus
kemaluanku sehingga aku memberanikan diri untuk mengelus payudaranya. “Ahh..
Arghh enak Lan.. Kamu nakal ya” kata tante sembari tersenyum manis ke arahku,
spontan saja kulepas tanganku. “Loh kok dilepas sih Lan?” tanyanya. “Ah takut tante
marah” kataku. “Oohh nggak lah, Lan.. Kemari deh”.

Tanganku digenggam tante kesepian Lia, kemudian diletakkan kembali di payudaranya
sehingga aku pun semakin berani meremas-remas payudaranya. “Aarrhh.. Sshh”
rintihnya hingga semakin membuatku penasaran. Lalu aku pun mencoba mencium
tante Lia, sungguh di luar dugaanku, Tante Lia menyambut ciumanku dengan beringas.
Kami pun lalu berciuman dengan nafsu sekali sambil tanganku bergerilya di
payudaranya yang sekal sekali itu. “Ahh kamu memang hebat Lan.. Terusin Lan.. Malam
ini kamu mesti memberikan kepuasan sama tante yah.. Arhh.. Arrhh”.


“Tante, aku boleh buka baju tante nggak?” tanyaku. “Oohh silakan Lan”, sambutnya.
Dengan cepat kubuka bajunya sehingga payudaranya yang besar dengan puting yang
kecoklatan sudah berada di depan mataku, langsung saja aku menjilat-jilat
payudaranya yang memang aku kagumi itu. “Arrgghh.. Arrgghh..” lagi-lagi tante
mengerang-erang keenakan. “Teruuss.. Teerruuss Lan.. Ahh enak sekali..” Lama aku
menjilati putingnya sehingga tanpa kusadari batang kemaluanku juga sudah mulai
mengeluarkan cairan bening pelumas di atas kepalanya.

Lalu sekilas kulihat tangan Tante kesepian Lia sedang mengelus-elus bagian klitorisnya
sehingga tanganku pun kuarahkan ke arah bagian celananya untuk kulepaskan. “Aahh
buka saja Lan.. Ahh” Nafas Tante Lia terengah-engah menahan nafsu. Seperti kesetanan aku langsung membuka CD-nya dan lalu kuciumi. Sekarang Tante kesepian Lia sudah
bugil total. Kulihat liang kemaluannya yang penuh dengan bulu.

Lalu dengan pelan-pelan kumasukkan jariku untuk menerobos liang kemaluannya yang
sudah basah itu. “Arrhh.. Sshh.. Enak Lan.. Enak sekali” jeritnya. Setelah puas jariku bergerilya lalu kudekatkan mukaku ke liang kemaluannya untuk menjilati bibir
kemaluannya yang licin dan mengkilap itu. Lalu dengan nafsu kujilati liang
kemaluannya dengan lidahku turun naik seperti mengecat saja.

Tante Lia semakin kelabakan hingga dia menggoyangkan kepalanya ke kanan dan ke
kiri sambil meremas payudaranya. “Aah.. Sshh tante udaahh nggaakk tahaann laaggii..
Tante udaahh maauu kkeeluuaarr.. Ohh”, dengan semakin cepat kujilati klitorisnya dan
jariku kucobloskan ke liang kemaluannya yang semakin basah. Beberapa saat
kemudian tubuhnya bergerak dengan liar sepertinya akan orgasme. Lalu kupercepat
jilatanku dan tusukan jariku sehingga dia merasa keenakkan sekali lalu dia menjerit..
“Oohh.. Aarrhh..

Tante udah keeluuaarr Lan.. Ahh” sambil menjerit kecil pantatnya digoyang-goyangkan
dan lidahku masih terus menjilati bagian bibir kemaluannya sehingga cairan
orgasmenya kujilati sampai habis. Kemudian tubuhnya tenang seperti lemas sekali.
“Wah ternyata kamu hebat sekali, tante sudah lama tidak merasakan kepuasan ini loh..”
ujarnya sambil mencium bibirku sehingga cairan liang kemaluannya di bibirku ikut
belepotan ke bibir Tante Lia. Sementara itu batang kemaluanku yang masih tegang di
elus-elus oleh tante Lia dan aku pun masih memilin-milin puting tante yang sudah
semakin keras itu. “Aahh..” desahnya sambil terus mencumbu bibirku. “Sekarang giliran
tante.. Tante akan buat kamu merasakan nikmatnya tubuh tante”.

Tangan tante Lia segera menggerayangi batang kemaluanku lalu digenggamnnya
batang kemaluanku dengan erat sehingga agak terasa sakit tapi kudiamkan saja karena
terasa enak juga diremas-remas oleh tangan tante Lia. Lalu aku juga tidak mau kalah,
tanganku juga terus meremas-remas payudaranya yang indah itu. Rupanya tante Lia
mulai terangsang kembali ketika tanganku meremas-remas payudaranya dengan
sesekali kujilati putingnya yang sudah tegang itu, seakan-akan seperti orang kelaparan,
kukulum terus puting susunya sehingga tante Lia menjadi semakin blingsatan.

“Aahh kamu suka sekali sama dada tante yah, Lan?” “Iya Tante abis tetek tante
bentuknya sangat merangsang sih.. Terus besar tapi masih tetap kencang..” “Aahh
kamu memang pandai muji orang, Lan..” Sementara itu tangannya masih terus
membelai batang kemaluanku yang kepalanya sudah berwarna kemerahan tetapi tidak
dikocok hanya dielus-elus. Lalu tante kesepian Lia mulai menciumi dadaku terus turun
ke arah selangkanganku sehingga aku pun mulai merasakan kenikmatan yang luar
biasa sampai akhirnya Tante Lia berjongok di bawah ranjang dengan kepala mendekati
batang kemaluanku.

Sedetik kemudian dia mulai mengecup kepala batang kemaluanku yang telah
mengeluarkan cairan bening pelumas dan merata tersebut ke seluruh kepala batang
kemaluanku dengan lidahnya. Aku benar-benar merasakan nikmatnya service yang
diberikan oleh Tante kesepian Lia. Lalu dia mulai membuka mulutnya dan lalu
memasukkan batang kemaluanku ke dalam mulutnya sambil menghisap-hisap dan
menjilati seluruh bagian batang kemaluanku sehingga basah oleh ludahnya.

Selang beberapa menit setelah tante kesepian melakukan hisapannya, aku mulai
merasakan desiran-desiran kenikmatan menjalar di seluruh batang kemaluanku lalu
kuangkat Tante Lia kemudian kudorong perlahan sehingga dia telentang di atas
ranjang. Dengan penuh nafsu kuangkat kakinya sehingga dia mengangkang tepat di
depanku. “Aahh Lan, ayolah masukin batang kemaluan kamu ke tante yah..



Tante udah nggak sabar mau ngerasain memek tante disodok-sodok sama batangan
kamu itu”. “Iiyaa tante” kataku. Lalu aku mulai membimbing batang kemaluanku ke
arah lubang kemaluannya tapi aku tidak langsung memasukkannya tapi aku gesek-
gesekan terlebih dulu ke bibir kemaluannya sehingga tante kesepian Lia lagi-lagi
menjerit keenakan.. “Aahh.. Aahh.. Ayolah Lan, jangan tanggung-tanggung masukiinn..”
Lalu aku mendorong masuk batang kemaluanku.

Uh, agak sempit rupanya lubang kemaluannya sehingga agak sulit memasukkan batang
kemaluanku yang sudah tegang sekali itu. “Aahh.. Sshh.. Oohh pelan-pelan Lan.. Teruss-
teruuss.. Aahh” Aku mulai mendorong kepala batang kemaluanku ke dalam liang
kemaluan Tante kesepian Lia sehingga dia merasakan kenikmatan yang luar biasa
ketika batang kemaluanku sudah masuk semuanya.

Kemudian batang kemaluanku mulai kupompakan dengan perlahan tapi dengan
gerakan memutar sehingga pantat Tante Lia juga ikut-ikutan bergoyang. Rasanya
nikmat sekali karena goyangan pantat tante Lia menjadikan batang kemaluanku seperti
dipilin-pilin oleh dinding liang kemaluannya yang seret itu dan rasanya seperti empotan
ayam. Sementara itu aku terus menjilati puting dan menjilati leher yang dibasahi
keringatnya. Sementara itu tangan Tante Lia mendekap pantatku keras-keras sehingga
kocokan yang kuberikan semakin cepat lagi.

“Oohh.. Sshh.. Lan.. Enak sekali.. Oohh.. Ohh..” mendengar rintihannya aku semakin
bernafsu untuk segera menyelesaikan permainan ini. “Aahh.. Cepat Lan, tante mau
keluuaarr.. Aahh” Tubuh tante kesepian Lia kembali bergerak liar sehingga pantatnya
ikut-ikutan naik. Rupanya dia kembali orgasme, bisa kurasakan cairan hangat menyiram
kepala batang kemaluanku yang sedang merojok-rojok liang kemaluannya. “Aahh..
Sshh.. Sshh”, desahnya, lalu tubuhnya kembali tenang menikmati sisa-sisa orgasmenya.
“Wahh kamu memang hebaat Lan..


Tante sampe keok dua kali sedangkan kamu masih tegar” “Iiyaa tante.. Bentar lagi juga
Alan keluar nih..” ujarku sambil terus menyodok liang kemaluannya yang berdenyut-
denyut itu. “Aahh enak sekali tante.. Aahh..” “Terusin Lan.. Terus.. Aahh.. Sshh” erangan
tante Lia membuatku semakin kuat merojok-rojok batang kemaluanku dalam liang
kemaluannya. “Aauuhh pelan-pelan Lan, aahh.. Sshh”

“Aduh tante bentar lagi aku udah mau keluar nih..” kataku. “Aahh.. Lan.. Keluarin di
dalam aja yah.. Aahh.. Tante mau ngerasain.. Ahh.. Shh.. Mau rasain siraman hangat
peju kamu..” “Iiyyaa.. Tante..” Lalu aku mengangkat kaki kanan tante sehingga posisi
liang kemaluannya lebih menjepit batang kemaluanku. “Aahh.. Oohh.. Aahh.. Sshh..
Tante, Rio mau keluar nih.. Ahh” lalu aku memeluk tante Lia sambil meremas-remas
payudaranya. Sementara itu, tante Lia memelukku kuat-kuat sambil menggoyang-goyangkan pantatnya.

“Aahh tante juga mau keluar lagi aahh.. Sshh..” lalu dengan sekuat tenaga kurojok liang kemaluannya sehingga kumpulan air maniku yang sudah tertahan menyembur dengan
dahsyat. Seerr.. Seerr.. Croott.. Croott.. “Aahh enak sekali tante.. Aahh.. Ahh..” Selama
dua menitan aku masih menggumuli tubuh Tante kesepian Lia untuk menuntaskan
semprotan maniku itu. Lalu Tante kesepian Lia menbelai-belai rambutku. “Ah kamu
ternyata seorang jagoan, Lan..” Setelah itu dia mencabut batang kemaluanku dari liang kemaluannya kemudian dimasukkan kembali ke dalam mulutnya untuk dijilati oleh
lidahnya.

Ah, ngilu rasanya batang kemaluanku dihisap olehnya. Dan kemudian kami berdua pun
tidur saling berpelukan. Malam itu kami melakukannya sampai tiga kali. Setelah
kejadian itu kami sering melakukan hubungan seks yang kadang-kadang meniru gaya-
gaya dari film porno. Hubungan kami pun berjalan selama dua tahun dan akhirnya
diketahui oleh orang tuaku. Karena merasa malu, Tante kesepian Lia pun pindah ke
Jakarta dan menjalankan usahanya di sana.

Aku benar-benar sangat kehilangan Tante Lia dan semenjak kepindahannya, tante Lia tidak pernah menghubungiku lagi.

0 comments:

Posting Komentar