Sabtu, 26 Oktober 2019

Aku Ngewe Dipinggir Pantai

Aku Ngewe Dipinggir Pantai


cerita sex – Dinding rumah mulai agak kusam,tandanya rumah harus segera ada perhatian.Ya plafon juga sudah ada sedikit ada sedikit kerusakan,ya lumyan lama rumah ini berdiri sekitar 5 tahun yang lalu.Suasanya halaman yang dulunya asri oleh bunga warna-warni kini seakan tiada lagi,hanya tertinggal berbagi saja,bunga tulip,melati satu batang,bunga anggrek pemberian tante.

Semua itu prediksi ku harus segera di percepat mengingat rumah ku sebagai tempat kost,Penghuninya biar nyaman yang “punya rumah kudu”perhatian juga.Mengingat service itu dimana saja harus baik.

Aku Punya tempat kos-kosan,dengan menjadikan rumah sebagai tempat beristirihat sejenak bagi yang membutuhkan,Tapi dalam yang ku alami aku tidak pernah menduga ada kejadian mengesankan,ini ceritanya,Pertama kali aku mengenalnya adalah saat pulang dari Jakarta, dia adalah siswa sekolah keguruan yang ada di kotaku pada saat itu,dia cantik,manis dan bertubuh mungil dengan kulit putih. Dasar nasibku lagi mujur tak lama berselang dia pindah kost kerumahku jadi mudah bagiku tuk lebih jauh mengenalnya.

Ternyata orangnya supel dan pandai bergaul, sehingga aku tambah berani tuk menyatakan perasaan hatiku, lagi-lagi aku beruntung dia menerima pernyataanku ,ukh bahagianya aku.

BACA JUGA: KETAHUAN NGENTOT SAAT SEDANG KEENAKAN DENGAN TANTE

Suatu hari aku ada acara keluar kota ,iseng aku mengajaknya pergi,ternyata dia menyambut ajakanku. Sepanjang jalan menuju luar kota kami ngobrol sambil bercanda mesra,kadang tanganku iseng pura –pura tak disengaja menyentuh pahanya mulanya dia menepis tanganku tapi lama kelamaan membiarkan tanganku yang iseng mengelus pahanya yang putih dan gempal,aku memberanikan diri mengelus- elus pahanya sampai kepangkal pahanya . Dia tetap diam bahkan seperti menikmati elusan tanganku.

Aku tarik tanganku dari rok hitamya lalu bertanya padanya boleh nggak aku menyentuh payudaranya yang membukit dibalik baju berwarna pink.mulanya dia menolak ,aku coba merayunya bahwa aku ingin mengelus walau hanya sebentar.

Akhirnya dia mengangguk pelan,langsung aja tanganku menyusup kebalik bajunya dan mengusap,mengelus bahkan saat kuremas susunya yang mungil dan kenyal dia hanya mendesah dan menyandarkan kepalanya pada sandaran jok mobil yang kami kendarai.Kupermainkan putting susunya dengan dua jari dia semakin mendesah ,sambil tetap menyetir aku tarik reslting celanaku dan aku keluarkan penisku yang telah menegang sejak tadi bak laras tank baja ,aku pegang tangannya dan kutarik kearah penisku, saat tangannya menyentuh penisku yang besar dan panjang dia tarik kembali tangannya mungkin kaget karena baru pertama kali.

Dengan sedikit basa basi kembali kutarik tangannya tuk memegang penisku akhinya dia menyerah kemudian mulai mengelus penisku perlahan.

“ Ang,punyamu besar sekali hampir sebesar pergelangan tanganku “ katanya
“ Hmm,susumu juga kenyal sekali “ kataku sambil menikmati elusan tangannya pada penisku

Tak lama kami sampai di kota tujuan,langsung aku cari tempat untuk menginap setelah itu pergi lagi tuk belanja keperluan selama di kota itu.

Malam kami ngobrol diberanda depan kamar tempat kami menginap sambil nonton tv ,kami duduk berdampingan sekali kali tanganku bergerilnya ditubuhnya ternyata dia dibalik baju tidurnya dia hanya memakai cd sehingga tanganku bisa bebas meremas remas susunya dan mempermainkan putingnya .

“ Akh,Ang jangan terlalu keras “ katanya kala kuremas dengan rasa gemas.
“ Maaf,habis susumu kenyal sekali “ kataku
“ Iya ,tapi sakit “ katanya
“ Iya pelan deh,kita pindah kedalam yuk “ kataku berbisik padanya dan mengangguk perlahan.

Sesampainya didalam aku peluk dia dari belakang,kuciumi tengkuknya yang putih dengan penuh nafsu dia bergelinjang kegelian sedangkan kedua tanganku bergerilya pada tubuhnya.
“ Akh,Ang ………..shhhhhhhh “ kata mendesah

Tanganku mulai membuka kancing bajunya satu persatu dan kulepas bajunya hanya tinggal cd nya yang berwarna hitam.Kukulum bibirnya ,dia membalas kulumanku dengan penuh gairah.Tangannya mengusap-usap penisku sesekali meremasnya sehingga aku merasakan nikmat yang tak terhingga.

“Ukh,…teruskan yang “ kataku
“ Ikh besar sekali,panjang lagi “ katanya.
“ Ssssst ,”kataku sambil mengulum putting susunya yang makin menegang,tanganku kupergunakan untuk menurunkan cdnya .Kuusap perlahan gundukan daging empuk yang ditumbuhi bulu – bulu hitam halus ,dia menggelinjang kegelian dan kulanjutkan dengan menggelitik belahan memeknya hangat terasa.

“Akh,….teruskan pelan pelan “katanya sambil meremas penisku.Kemudian aku menurunka kulumanku pada susunya ke pusarnya ,dia mengangkat pinggangnya keenakan kuteruskan ciumanku pada memeknya dan menegang saat lidahku yang kasar menjilati memeknya yang merah merekah. Dia mengimbangi permainan lidahku dengan menggoyangkan pinggulnya bibirnya tak henti-henti mendesah .

“Sekarang giliranmu sayang “kataku padanya sambil menyodorkan penisku kemulutnya .Perlahan tapi pasti dia mulai menciumi batang kemaluanku yang sejak tadi menegang ,saat dia mulai mengulum penisku terbang rasanya menahan rasa nikmat .

Setelah itu kutelentangkan kekasihku yang putih,susunya yang mungil menggunung dengan memeknya yang merah merekah dibalik bulu- bulu hitam halus .Perlahan – lahan aku menaikinya ,kugosok-gosokkan penisku pada belahan memeknya dia meregang sambil mendesah tak karuan merasakan nikmatnya gosokkan penisku.Kemudian kutekan sedikit demi sedikit penisku pada memeknya ,pinggulnya naik seakan menyuruh agar penisku segera dimasukkan pada memeknya.

“Ayo,akh aaaaaaaakh teruskan sayangku” katanya sambil menarik pinggangku
“Baiklah ,sayang aku masukkan ya “ kataku sambil menekan penisku agar masuk lebih dalam lagi pada lubang memeknya perlahan karena takut dia kesakitan,sempit sekali.

“Aduh..,sakit Ang akh……..” katanya
“Sebentar juga hilang “ kataku,penisku keluar masuk memeknya yang terasa basah dan hangat.Rupanya ini pengalaman pertama baginya karena ada noda darah pada pangkal pahanya.

“Terus ….lebih cepat akh………ukh nikmat sekali kontolmu yang” katanya berani mungkin karena pengaruh rasa nikmat dari keluar masuknya penisku yang panjangnya 18 cm,penisku pun mulai merasakan nikmat dari gesekan dengan dinding dalam memeknya.

“Akh…….terus goyang pinggulmu “ kataku padanya,dan dia menuruti kataku menggoyangkan pinggulnya Tak lama dia mengerang sambil memelukku erat rupanya dia telah mencapai orgasme,dia berbaring lemas dibawaku sedangkan penisku masih menancap pada memeknya yang terasa basah .Terlihat ada air mata pada ujung kelopak matanya ,melihat itu aku segera berbisik padanya bahwa aku akan bertanggung jawab atas semua ini.

Barulah dia berubah riang kembali dan aku mulai aktifitas kembali menaik turunkan penisku dan dia merespon gerakanku dengan bersemangat .Malam itu melakukannya sebanyak 6 kali sampai akhirnya tertidur pulas sampai pagi.

Mandi Bersama Tante Bohai

Mandi Bersama Tante Bohai


Cerita sex –  Namaku “Rendi “. Dalam cerita keduaku setelah kisah kak Linda, aku hendak berbagi lagi pengalamanku. sekiranya belum membaca, aku berkeinginan memperkenalkan jati diriku. Aku menetap dikota S Jawa Tengah, tinggiku 169 cm dan berat badanku 52 kg. Aq ketika ini kuliah di salah 1 universitas ternama diJateng. Kini aku inginkan langsung kisah pengalamanku ketika aku masih duduk ruang belajar 1 SMP namun aku masih ingat betul ceritanya.

Saat Aq lulus di SD aku mendapat nilai yang paling memuaskan. Seperti janji ayah ku bila nilaiku baik aku bakal dikirim di luar kota yang pendidikannya lebih baik. Dis ana aku dititipkan dirumah pamanku, om Hari. Dia orang yang paling kaya raya. Rumah nya paling megah namun terletak disebuah desa pinggir kota.

Rumahnya ada dua lantai dan di lengkapi pun kolam renang yang cukup besar selama ukuranya 25 meter kali 20 meter.  Om Hari orang nya paling sibuk, dia memiliki istri yang paling cantik namanya Tante Reni, wajah nya serupa dengan Amara. Dia memiliki anak yang masih kecil. Tante Reni rajin mengasuh tubuh nya, walapun dia sudah memiliki satu anak tubuhnya tetap padat mengandung di tunjang dengan payudara yang paling montok kira kira 34B menjadikan semua w lelaki terbelalak melihatnya. Hal tersebut yang membuatku tertarik bakal keindahan serta anugrah dari seorang wanita.

Sesampainya dirumah Om Hari. Aq menginjak pintu lokasi tinggal yang besar. Disana aku di sambut oleh Om Hari dan istrinya. Om Hari menjabat tanganku sementara Tante menciumku. Aku agak sungkan dengan perlakuan laksana itu. Pembantu disana diajak membawa kan tasku dan mengirimkan sampai di kamarku.

BACA JUGA: CEWEK CANTIK TERTARIK DENGAN MANTRA

Setelah tersebut Aq berkeliling lokasi tinggal melihat empang renang serta sempat menyaksikan kamar mandi yang tak terbayang olehku.  Disana terdapat lokasi cuci tangan dengan cermin yang besar wc, bathup, dan dua shower yang satu dengan kaca buram sedangan yang satu dengan kain yang diputar kan menyusun 1/4 lingkaran (sorry aku nggak tahu namanya). Tempat tersebut masih dalam satu ruangan tanpa penyekat.

Sore hari, aku duduk ditepi kolam. Om Hari datang mendekat ku dia bilang inginkan pergi terbit kota. Dia pun mohon maaf tidak dapat menemaniku. Kami pun mengirimkan sampai pagar rumah. Setelah tersebut Aq pulang duduk merasakan suasana empang renang. Tiba mendarat dari belakang hadir sosok yang paling menawan. Tante dengan baluatan piyama mendekat ku.

“Ren anda suka nggak ama lokasi tinggal ini”
“Suka banget Tante, kayak nya aku betah banget dengan lokasi tinggal ini tiap sore dapat renang”
“Kamu suka renang, yuk anda renang bareng, pas masa-masa ini udara paling panas

Wahhh kebetulan Aq dapat renang ama Tante bahenol. Waktu bertemu kesatu kali aku cuma dapat membayangkan format tubuhnya masa-masa renang dengan balutan swimsuit.Tapi saat dia berdiri. Dia membuka piyamanya. Kontan Aq tersedak saat dia melulu memakai Bikini yang paling sexy dengan warna yang coklat muda. Model bawahannya G-String.

“Huhuuk k k… Aduh Tante aku kira Tante inginkan telanjang”
“Enak aja bila kamu, Om bilang anda suka bercanda”
“Tante nggak malu dilihatin ama satpam Tante, Tante pake bikini laksana ini”
“Ihh ini telah biasa Tante pake bikini kadang terdapat orang dusun ngintip Tante”
“Benar Tante… Tapi sayang Aq tak sempat bawa celana renang”
“Ah… Nggak apa apa pake aja dulu celana dalam kamu. Nanti aku suruh bi’ Imah suruh beli bikin kamu, yuk nyebur…” segera Tante menyeburkan diri. Dengan malu malu Aq membuka bajuku namun belum buka celana. Aku malu ama Tante. Lalu dia naik dari kolam. Dia memdekatiku.

“Ayo cepet… Malu ya ama Tante nggak apa apa. Kan anda keponakan Tante. Jadi sama dengan kakak wanita kamu.”

Waktu dia mendekatiku tampak jelas putingnya menonjol keluar. Maklum nggak terdapat bikini pake busa. Aq melirik unsur payudaranya. Dia melulu tersenyum.

Setelah tersebut dia pulang menarikku. Tanpa basa basi dengan muka tertunduk aku melorotkan celana dalamku. Yang Aq takutkan kepala adikku keliha tan bila lagi tegang menyembul dibalik celana dalamku. Setelah melepas celanaku langsung Aq berenang bareng Tante.

Setelah puas renang aku naik dan segera kekamar mandi yang besar. Aku masuk disana saat Aq hendak menutupnya, tidak terdapat kuncinya jadi bila ada orang masuk bermukim buka aja. Aku segera bergegas lokasi dengan penutup kain. Aku tanggal kan seluruh yang terbelakang ditubuh ku dan Aq membilas dengan air dingin. Ketika berkeinginan menyabuni tubuhku. Terdengar suara pintu terbuka, aku mengintip ternyata Tanteku yang masuk. Kontan aku kaget Aq berusaha supaya tidak ketahuan. Ketika dia membuka tidak banyak tempatku aku spontan kaget segera aku menghadap ke belakang.

“Ehhh… Maaf ya Ren aku nggak tahu bila kamu terdapat didalam. Habis nggak terdapat suara sih”

Langsung segera wajahku memerah. Aq baru sadar bila Tante sudah mencopot bikini unsur atasnya. Dia segera menutupinya dengan telapak tangannya. Aku tahu masa-masa tubuhku menghadap kebelakang namun kepalaku lagi menoleh kepadanya.

“Maaf… Juga Tante… Ini salahku” jawabku yang seolah terbius apa yang Aq lakukan. Yang lebih unik telapak tangan Tante tidak lumayan menutupi seluruh bagiannya. Disana ada puting kecil berwarna cokelat serta paling kontras dengan besarnya payudara Tante.

“Tante tutup dong tirainya, akukan malu”

Segera diblokir tirai itu. Dg keras shower Aq hidup kan seolah olah aku sedang mandi. Segera aku intip Tanteku. Ternyata dia masih diluar belum masuk lokasi shower. Dia berdiri didepat cermin. Disana dia sedang mencuci muka, terlihat payudaranya bergoyang goyang menggairahkan sekali. Dengan sengaja aku tidak banyak membuka tirai agar aku bisa melihatnya.

Aku bermain dengan adikku yang langsung keras. Kukocok dengan sabun cair kepunyaan Tante. Ketika aku intip yang kedua kali dia mengoles kan cairan disekujur tubuhnya. Aku menyaksikan tubuh Tante mengkilap sesudah diberi cairan itu. Aku tidak tahu cairan apa itu. Dia mengoleskan disekitar payudaranya agak lama. Sambil diputar putar kadang supaya diremas kecil. Ketika selama 2 menit kayaknya dia mendesis membuka tidak banyak mulutnya sambildia memejamkan mata. Sambil merasakan pemandangan aku konsentrasikan pada kocokanku dan akhirnya… Crot crot…

Air maniku tumpah seluruh ke CD bekas aku renang tadi. Yang aku kaget kan nggak terdapat handuk, tak sempat aku ambil dari dalam tasku. Aku bingung. Setelah sejumlah saat aku tidak menyaksikan Tante di depan cermin, namun dia telah berada di depan shower yang satunya. Aku terheran-heran waktu dia melorot kan CDnya dengan perlahan lahan dan membuang CDnya kekeranjang dan masuk ke shower. Setelah sejumlah kemudian dia keluar. Aku sengaja tidak terbit menunggu Tanteku pergi. Tapi dia menghampiriku.

“Ren koq lama banget mandinya. Hayo ngapain di dalam”
Kemudian aku menerbitkan kepala ku saja di balik tirai. Aku kaget dia terdapat dihadapanku tanpa satu busanapun yang menempel ditubuhnya. Langsung aku tutup kembali. TERBARU

“Rendi malu ya, nggak usah malu akukan masih Tantemu. Nggak papalah? ” ( tante sange )”
“Anu Tante aku tak sempat bawa handuk jadi aku malu bila harus keluar”
“Aku pun lupa bawa handuk, udahlah anda keluar dulu aja. Aku inginkan ambilkan handukmu.”

Tante telah pergi. Akupun terbit dari shower. Setelah sejumlah menit aku mulai kedinginan yang tadi adikku mengeras mendarat tiba mengecil kembali. Lalu pintu terbuka penolong Tante yang usianya laksana kakakku datang bawa handuk, akupun kaget segera aku menutupi adikku.

Dia melihatku hanya senyum manis. Aku ter tunduk malu. Setelah dia keluar, belum sempet aku memblokir auratku Tanteku masuk masih tetap telanjang melulu aja dia telah pake cd model g-string.

Ada apa Tante. Kok masih telanjang” jawabku sok cuek bebek sebenarnya aku paling malu saat adikku berdiri lagi.
“Sudah nggak malu ya…, anu Ren aku mau mohon tolong”
“Tolong apa Tante koq serius banget… Tapi maaf ya Tante adik Rendi berdiri”
Dia justeru tertawa.”Idih tersebut sih biasa bila lagi liat perempuan telanjang” jawab Tante.
“Begini aku mohon Rendi meluluri badan Tante soalnya tukang lulurnya nggak datang”

Bagai disambar petir. Aku belum pernah pegang cewek sejak ketika itu. Pucuk dicinta ulam tiba.

“Mau nggak…?
“Mau Tante.”

Segera dia berbaring tengkurap. Aku melumuri punggung Tante dengan lulur. Aku ratakan di segala tubuh nya. Tiba mendarat handukku terlepas. Nongol deh senjataku, langsung aku tutupi dengan tanganku

“Sudah biarin aja, yang ada hanya aku dan anda apa sih yang anda malukan.”

Dengan santainya dia membubuhkan handukku kelantai.

“Tubuh Tante bagus banget. Walaupun telah punya anak tetap payudara Tante besar lagi kenceng”

Aku berkata waktu aku tahu payudaranya tergencet masa-masa dia tengkurap. Dan dia melulu tersenyum. Aku kini meluluri unsur pahanya dan pantatnya. terbaru

“Ren berhenti sebentar”

“Akupun berhenti kemudian dia menanggalkan cdnya. Otomatis adikku tambah gagah. Aku tetap tak berani menatap unsur bawahnya. Setelah sejumlah waktu dia mengembalikan badan ke arahku. Lagi lagi aku tersedak menyaksikan pemandangan itu.

“Ren Adikmu lagi tegang tegangnya nih kayaknya sudah nyaris keluar nih.”

Lalu dia mengajak aku mengolesinya dibagian payudaranya. Dia suruh aku agar agak meremas remasnya. Aku juga ketagian acara tersebut disana aku menyaksikan puting berwarna coklat muda lagi mengeras. Kadang kadang aku senggol putingnya atau aku sentil. Dia memekik dan mendesah laksana ulat kepanasan.

“Ren terus remas… Uhuhh remes yang kuat”
“Tante kok jarang rambutnya dianunya Tante. Nggak kaya Mbak Ana” aku bertanya dan dia melulu tersenyum saat tanganku berpindah di wilayah vagina.

Ketika aku menyentuh vagina Tante yang jarang rambutnya. Aku gemetar saat tanganku menyentuh gundukan itu. Belum aku kasih lulur wilayah itu telah basah dengan sendirinya. Aku disuruhnya terus mengelus usap wilayah itu, kadang aku tekan unsur keduanya.

“Ren pijatanmu enak banget… Terus…”

Setelah aku terus gosok dengan lembut mendarat tiba Tante menegang. Serrr serrr, aku menggali sumber bunyi yang pelan namun jelas. Aku tahu kalau tersebut berasal dibagian sensitif Tante. Lalu dia terkulai lemas.

“Makasih ya atas acara lulurannya. Untung terdapat kamu. Ternyata kamu berpengalaman juga ya”
“Tentu Tante, bila ada apa apa dapat andalkan Rendi”

Lalu dia pergi dari kamar mandi itu. Aku menggunakan handuk guna menutupi unsur tubuhku. Aku mengikutinya dari belakang. Ternyata dia berlangsung jalan dirumah tanpa sehelai benang pun. Aku juga segera masuk ke kamar istirahat yang dipersiapkan, tenyata ada penolong yang tadi mengambilkan handuk sedang mengatur pakaianku ke dalam almari.

“Den, Rendi, tadi kaget nggak ngeliat ibu telanjang” sebelum aku jawab.

Dia memberitahukan bila Tante tersebut suka telanjang dan memamerkan tubuhnya ke seluruh orang baik wanita maupun laki laki namun tidak berani bila ada suaminya. Pembantu tersebut juga mengumumkan kejadian yang mengherankan dia tidak jarang renang telanjang dan yang paling mengherankan kadang kadang saat dia menyirami bunga dia telanjang dada di depan lokasi tinggal tepatnya halaaman depan.

“Sudah ganti sana cd terdapat didalam almari tersebut tapi kayaknya anunya den Rendi masih amatir” dia menggodaku.

Sesudah melalui dalam sejumlah hari akupun nyaris sering mandi serupa Tante malahan hampir oleh hari. Makin di anggap tubuhnya semakin oke aja.

Namun aku putus asa sewaktu aku melalui griya tersebut. Aku disana kaga genap 1 1 tahun.

Sewaktu ketika, aku berdiri sendiri di epan ekskalator, di lantai 2 Dieng Plaza Malang. Selama di situ, aku hanya takjub sambil memandangi orang yg sedang lewat di depanku. Sampai tiba-tiba terdapat cewek menghampiriku sambil membawa barang belanjaan dia.

Aku lihat tidak banyak tua tidak banyak lebih tua dariku. Yah.. kutaksir estimasi umurnya 30-an deh. Tapi dia cantik menawan sexy, sesuai jadi bintang film. Apalagi dengan dandanannya yang natural alami dan rambut digerai estetis sedada berwarna merah coklat.., pokoknya cakep banget deh! Bodinya seksi banget. Memakai baju tank top warna putih tipis, yang kayaknya kekecilan bikin dadanya sampai-sampai terlihatlah putingnya di balik bajunya. Aku paling terpesona melihatnya, namun aku fobia tante marah.

Tiba-tiba.. dia nepuk pundakku seraya bertanya,“Maaf mas, bila ‘pasar ikan dimana ya mas’ ?”

Aku berjuang untuk bisa menutupi kekagetanku dan berjuang menjawab sesantai mungkin,”Ahh.., Mbak ini suka becanda ya.. disini mana kak yang jual ikan mbak. Adanya ya di pasar besar..”

“Oh, gitu ya Mas ya..” katanya seraya mikir.

Itulah permulaan dari percakapan kami rupanya dia tadi melulu memancingku aja, hingga akhirnya kenalan dan ngobrol North-South. dia mempunyai nama Juliet, umur 31 tahun, lokasi tinggal di Jl. xxxxxx, mantan gadis sampul yang bersuami seorang pengusaha. Kebetulan suami nya lagi tugas skitar 1 bulan ke Liverpool Inggris, jadi dia jalan-jalan sendirian aja. Belum punya anak, sebab suaminya mengidap impotensi, Setelah ngobrol sekitar kurangnya 1 jam sambil santap di cafe. Lalu, aku diajaknya ke rumahnya. Dia mengemudikan mobil mewah nya BMW Sport 1 pintu.

Seusai hingga di rumahnya yang paling besar. Padahal aku baru melihatnya dari depan lokasi tinggal nya saja.
Setelah klakson dia bunyikan, seorang satpam membuka pintu pagar. Sebelumnya, Mbak Juliet telah bilang, “Kalau nanti didalam ada penolong saya, anda jawab saja saudara dari suamiku, ya….?”

Sambil berakting layaknya bintang sexy sinetron, Mbak Juliet mengenalkan aku sebagai saudaranya pada pembantunya itu. Dan kemudian menyuruhnya guna masak-masak guna di buay santap makan malam nantinya.

“Ayo masuk saja Son..? Duduk-duduk saja dulu sebentar didalem.. ya.. Aku inginkan ganti baju terlebih dulu..” katanya sesudah pembantunya dianya kedapur. “Eee.. mbak.. kamar kecil nya dimana ya..mbak?”tanyaku untuk nya.
“Ayo deh sayangku, mbak tunjukin..”katanya seraya menggandeng tangan kiriku.

Sampai kesudahannya tiba dikamar mandi rumahnya.

“Tuh kamar mandinya disana..” kata nya seraya menunjuk kepintu diujung kamar nya.

Aku langsung ke sana, dan saat mau memblokir pintu, Mbak Juliet dengan sengaja menyangga pintu dari luar kamar mandi nya sambil berbicara dengan genit nya, “Jangan lama-lama ya sayanku!” Terus diblokir aja deh pintunya sama dia.

Pas lagi pipis didalam, mataku spontan langsung tertuju pada suatu benda panjang yang sedang di balik botol-botol sabun itu. Ketika kuambil.., ternyata dildo yang berwarna hitam..! Lalu.. Karena pintunya tak terkunci, secara diam-diam Mbak Juliet tiba-tiba masuk kekamar mandi. Karena saat tersebut aku sedang kaget, spontan ku dipeluk dari belakang secara lembut. Tangan kiri Mbak Juliet langsung saja meraih tanganku yang lagi memegang penis tiruan yg kutemukan tadi, sementara tangan kanannya meremas kontol-ku.

“Ini mainan aku Son, bila lagi kesepian.. ditinggal suamiku sekitar ini” bisiknya tepat di telingaku.Aku terdiam laksana patung, keringat mengucur dengan derasnya..“Tapi jauh lebih enakan andai ada ygasli Son..” desahnya.

Aku benar-benar tidak dapat melakukan apa-apa disaat dia mulai menjilati leher selama telingaku. Rasanya geli-geli enak dan aku benar-benar tersihir. Sambil terus menjilatiku dia berjuang membuka celanaku dari belakang secara perlahan.

“Hhh.., tidak boleh Mbak..!” aku berjuang mengingatinya.

Tapi.. mengapa Son..? uch….. slurp.. slurp.., nggak suka ya. son.?” desahanya seraya tetap menciumi dan menjilat leherku.Hhh.., Sony masih perjaka saya mbak..!” kataku.
“Ahh.. masak iya sih.. mari dong sayang.. ntar Mbak ajarin deh..klo gtu, nikmat kok Son.. inginkan ya Son..?”katanya
“Tapi mmbakk.. ”teriakku.
“Ayo ikut kekamar Mbak aja yach biar lebih enak..” katanya sambil unik lenganku.

Dia menuntunku dari kamar mandi hingga dipinggir ranjang kamar tidurnya, langsung memagut mulutku dengan ganas. Lidahnya meliuk-liuk mencari-cari lidahku, sementara tersebut tangan dia kembali berjuang membuka celanaku. Aku yang telah pasrah dan bengong, memeluk tubuhnya begitu sexy dan berpayudara montok.

Setelah celanaku melorot, ciumannya berpindah ke leher, ke dada, perut, dan kesudahannya ke kontolku jg. Dia mengurut kontolku pelan-pelan, “Woowww.. enak banget rasanya.. ohh..?” desahku.

“Kamu tetap berdiri, ya Son.. tidak boleh rebah..!” dia bilang ke aku seraya tersenyum manis. Aku mengangguk saja.“Kontol kamu.. Sonn.. enak banget.. uch…!”tak di duga dia langsung menghisap kontolku bahkan mengocok-ngocok di mulutnya.

“Ohh..?” desahku keenakan.

“Hhmm.. uchhh,,,,slurp.. slurp..aaahhh! Aachh.. slurp.. slurp..!”

Kadang-kadang dia sengaja mengguncang-guncang penisku ke kiri ke kanan dengan mulut nya, dan kedua tangan nya mengelus-elus pantat dan biji kontolku.

“Aahh.. tidak boleh kenceng-kenceng dong, Mbak..!” kataku disaat dia memainkan kontolku dengan bernafsu.

Dia melulu tersenyum, kemudian meneruskan kegiatannya. Hisap.. lepas.. hisap.. lepas.., terus dan kesudahannya diapun laksana kelelahan.

“Hmm.., kontol anda enak banget Son..” katanya seraya menjilat bibir nya yang diairi lendir.

Kelihatan sekali dari sorot matanya yang liar bila dia telah sangat memicu saat itu.

“Udah lama saya tak ngisap kontol seenak ini, Sayyang..”
“Mbak..”panggilku.
“Jangan panggil aku Mbak dong..” desisnya seraya terus memainkan kepala kontol ku,”Panggil Jull.. aahh.. aja ya.. sstt..” desahnya.

Kembali dia menjilat kemaluanku dengan lidah meliuk-liuk sepertilayannya lidah ular berbisa. Kali ini jilatannya naik ke atas, seraya tangannya membuka T-shirt-ku. Aku pun tidak inginkan kalah, ikutan membukakan baju dia. Dan ohh.. terlihatlah susunya yang besar itu.. kayaknya 36C. dan Ternyata dia memang tak menggunakan BH. Jadi kini cuman menggunakan CD-nya aja.

“Ayo, hisap dong tetekku Son..” desahnya.

Aku tak mau menantikan lama-lama lagi, langsung kulumat payudara montok nya yang bulat mengandung itu. Awalnya yang kiri, dan yang kanan kuremas perlahan dan memainkan putingnya. Juliet merintih dan menjatuhkan diri keranjang.“Aahhccc.. sstt, ayyoohh.. sedot yang kuat.. Son.. aaaccchh.., hiissaapp.. putingku sayang oohh.. oohh..!” desahnya.Aku yang dengan motivasi 75 menghisap cocok perintah dia. Sesaat kugigit lembut putingnya. “Aaahh.. ennakk..! Hhh.. sedot terus.. ssttcc.. yang.. kuatttt.. sayankk..aahh..!” jeritannya seraya menggelinjang kuat.

Rupanya arus kesenangan mulai menerpa Juliet. Tangan kanan mulai bergerak ke memek nya yang masih pun tertutup CD. Wah, telah basah rupanya..! Apalagi ketika jari tengahku menyelinap diantara gua kecil nikmat, kerasa sekali beceknya di dalam memek tante.

Pinggulnya mulai naik turun, rupanya Juliet sadar terdapat benda asing yang menggesek memek dia. Apalagi ketika jariku unsur klitoris memek nya, kian kencang goyangannya. Seakan berusaha supaya jariku tetap di lokasi klitorisnya, tidak pindah kemana-mana. Terbukti pun saat tangannya memegang tanganku yang terdapat di kemaluannya,”Ya.. Say.. terusshh.. sayanku.. oohh.. sstt.. gesek itilku.. oohh..!” erangnya.”

Jumat, 25 Oktober 2019

TINA, ASISTEN DOKTER GIGI

TINA, ASISTEN DOKTER GIGI


Cerita sex – Aku, Haryanto (nama samaran), dipanggil singkat Yanto. Setelah kerja 2 tahun lebih, aku dipindahtugaskan ke kota B ini, tidak seramai kota besar asalku, tapi cukup nyaman. Aku dipinjamkan rumah kakak perempuanku yg bertugas mendampingi suaminya di luar negeri. Sekaligus menjaga dan merawat rumahnya, ditemani seorang mbok setengah tua yg menginap, dan tukang kebun harian yang pulang tengah hari.

Dua bulan sudah aku tinggal di rumah ini, biasa-biasa saja. Oya, rumah ini berlantai dua dengan kamar tidur semuanya ada lima, tiga di lantai bawah dan dua di lantai atas. Lantai atas untuk keluarga kakakku, jadi aku menempati lantai bawah. Di samping kamar tidurku ada ruang kerja. Aku biasa kerja disitu dengan seperangkat komputer, internet dan lain-lain.

Suatu ketika, aku kedatangan seorang dokter giri, drg Retno, ditemani asistennya, Tina. Mereka mau mengkontrak satu kamar dan garasi untuk prakteknya. Untuk itu perlu direnovasi dulu. Aku menghubungi kakakku melalui sarana komunikasi yang ada, minta persetujuan. Dia membolehkan setelah tanya-tanya ini itu.  Maka mulailah pekerjaan renovasi dan akan selesai 20 hari lagi.

Sementara itu, drg Retno menugaskan Tina untuk tinggal di kamar tidur yg dikontrak juga, disamping garasi yg hampir siap disulap jadi ruang praktek. Mulailah kisah dua anak manusia berlainan jenis dan tinggal serumah….

BACA JUGA: CERITA SEX – SELINGKUH BERSAMA SI CANTIK FIFI

Sudah dua minggu Tina tinggal di rumah ini. Dia biasanya membawa makan sendiri, seringkali aku ikut makan bersama dia kalau kebetulan masakan mbok dirasa kurang. Tina berlaku biasa saja mulanya, dan aku tidak berani lancang mendekatinya. Tina berperawakan hampir sama tinggi denganku, tidak gemuk tetapi tidak kurus. Selalu berpakaian tertutup sehingga aku tidak berhasil
melihat bagian yang ingin kupandang. Wajahnya cukup manis.

Suatu hari, mbok minta ijin pulang kampung setelah bekerja 9 bulan lebih tanpa menengok anak cucunya. Aku mengijinkan mbok pulang. Mbok akan minta tolong pembantu tetangga menyediakan makanan untuk aku selama mbok pulang.

Nah, pagi hari  itu aku mengantar mbok ke setasiun bus dengan mobil kantorku, baru pulang untuk mengambil berkas dan berangkat lagi ke kantor. Tina pergi ke klinik dokter gigi Retno dengan motor, biasanya jam setengah delapan pagi sudah kabur dan pulang jam lima atau enam petang, bergantung kepada banyaknya pasien. Untuk praktisnya, masing-masing membawa kunci rumah sendiri.

Sore hari setelah mbok pergi itu suasana rumahku sepi. Aku pulang jam empat sore dan sempat melihat-lihat kebun dan mengambil daun-daun kering lalu membuangnya di tempat sampah. Tina baru sampai di rumah sekitar jam setengah enam, tanpa aku tahu. Dia ternyata ada di jendela memandangku bekerja di kebun. Ketika matahari sudah doyong ke Barat, aku baru melihat ke jendela dan nampak Tina tersenyum di baliknya. Segera aku masuk rumah. “Sudah lama kamu datang, Tina?”  Dia mengangguk. “Aku melihat kamu bekerja di kebun, suatu pemandangan indah, laki-laki rajin bekerja keras… Kagum aku dibuatnya.”

Aku tertawa sendiri, lalu masuk kamar untuk mandi. Kamar mandiku ada dalam kamar tidur, jadi aku bebas berjalan telanjang masuk keluar atau dengan melilitkan handuk saja, seperti sore itu. Keluar kamar mandi, aku terkejut, karena Tina ada dalam kamar tidurku. “Aku masuk tanpa permisi, maaf ya, kamu marah?” Aku jawab, “ Ah tidak, masak marah sih, disambut perempuan seksi dan manis…? Aku mau tukar baju, kamu mau tetap di sini atau…?”  Tina tersipu. “Oh, mau buka handuk, gitu? Aku tunggu di sofa, mau ada perlu sama kamu.”  Tina keluar kamar.

Aku mengenakan kaos oblong dan celana boxerku, lalu menghampiri Tina di sofa, duduk di sebelahnya. Dia menjauh. “Kamu sudah mandi, aku belum… nanti kamu nggak betah di dekatku..”  Aku cuma senyum saja. “Ada pelu bicara apa, Tina…?”  Dia bimbang sebentar, lalu,  “Aku mau numpang mandi di kamar mandimu. Ada shower air hangat kan? Water heater di kamar mandiku rusak, mbok belum sempat panggil tukang…”  Sambil senyum, aku jawab, “Tentu, silahkan saja, tapi pintu kamar mandi jangan dikunci, sulit membukanya. Tenang, aku tidak akan mengintip kamu mandi, jangan takut…”  Tina tertawa, “Tidak ngintip tapi langsung melihat…? Mana ada laki-laki
membuang kesempatan.” Aku malu mendengarnya. “Ah, kamu bisa saja…” itu jawabku sambil memegang bahunya.  “Tuh, mulai ya,..?” katanya sambil setengah berlari masuk kamarnya mengambil handuk dan lain-lain.



Dua puluh menit berlalu, Tina sudah kembali duduk disampingku. Bau wangi menyergap hidungku. “Eh, Yanto, mau nggak antar aku beli kacang rebus atau goreng di simpang jalan?”  Segera aku mengiyakan.

Lima menit kemudian Tina dan aku sudah bergandengan tangan berjalan ke penjual kacang, sekitar 500 meter jauhnya. Sepulangnya, tangan Tina menggandeng lenganku dan aku sempat merasakan buah dada kanannya menyentuh lengan kiriku. Serrr, darahku berdesir, jantungku berdegub kencang. Ibu—ibu di warung dekat situ nyeletuk, “Wah bu dokter sudah punya calon suami… selamat ya?”
Tina tertawa kecil. Ibu-ibu itu sudah akrab dengan Tina, mempersilahkan mampir untuk suatu pertanyaan tentang kesehatan giginya. Sempat terdengar Tina melayani salahsatu dari mereka sambil menyoroti mulut si pasien kampung itu dengan batere kecil, lalu menyuruhnya datang ke klinik besok pagi. Semua pertanyaan dijawab dengan ramah. Aku jadi kagum dengan keramahan Tina. Pantes
kliniknya ramai setiap hari.

Pulang rumah, aku dan Tina duduk di seputar meja makan sambil menikmati kacang rebus dan goreng. Sementara itu aku tetap mencuri-curi pandang wajahnya, atau turun ke dadanya. Tetap tidak kelihatan apapun. Tina seorang perempuan yang tetap menjaga kesusilaan, pikirku. Jadi, apakah aku bisa menikmatinya, waduh, mengajaknya tidur bersama, pikiranku melayang ke arah hal-hal yang
erotis. Tina menyudahi makan kacang karena kenyang, katanya, lalu bangkit pergi ke tempat sikat gigi (wastafel). Aku merapikan meja makan, lalu menyusul Tina untuk sikat gigi di sampingnya.

Tanganku mulai nakal. Aku nekad menyentuh bokongnya, meremas lalu merangkul pinggangnya. Tina seakan kaget, lalu menepis tanganku sambil sedikit menatapku sementara mulutnya masih penuh busa.

Tina berkata, “Jangan mulai nakal… “  Lalu dia membalas mencubit bokongku dan meninju punggungku. “Nih, rasakan, ya…” Dia mencubit berkali-kali dan meninju juga. Lama-lama aku merasa sakit juga, lalu  kutangkap tangannya dan kutarik tubuhnya mendekat, tetapi dia berontak dan lari ke sofa. Selesai sikat gigi, aku duduk disebelahnya. “Kamu masih marah, Tina?” Dia menutup matanya, lalu… menubruk dadaku seraya menangis. Aku heran sekali. “Kamu ini…. Kamu ini… bikin aku gemes! Aku jadi nggak tahan lagi. Dadamu basah ya, dengan air mataku. Buka saja kaosmu…” Aku menurut, dia kembali membenamkan wajahnya di dadaku, lidahnya menjilati
putingku. Bibirnya menciumi dadaku ke kiri dan ke kanan samapi ke lipatan ketiakku.  Ketika lidahnya mau menjilat ketiakku, segera kurapatkan sehingga dia gagal. Wajahnya nampak kecewa. Berbisik, “Kenapa? Nggak mau ya?” Aku jawab, “Nanti kamu nggak tahan baunya, bau keringat laki-laki. Tina, aku ada permintaan…”  Tina menjawab lirih, “Minta apa? “ Kujawab, “Mau nggak kamu tidur di kamarku bersama aku?” Tina diam saja, tidak mau menjawab. Wajahnya sudah ditarik menjauh. Aku takut dia marah. Lalu berbisik, “Kalau aku bilang… tidak mau, kamu marah?”  Aku jawab, “Aku tetap membujuk sampai kamu mau. Sinar mata dan wajahmu mengatakan kamu mau…”

Tiba-tiba Tina bangkit dan berjalan ke kamarnya. Di pintu masuk kamar, dia memalingkan wajahnya lalu menggapai aku supaya mendekat. Aku segera bangkit, menuju kamarnya. “Kamu saja yang tidur di sini, mau?” Aku menggelengkan kepala. “Kamar mandi untuk kamu kan ada di kamar tidurku,gampang untuk segala keperluan…” Tina tersenyum mengangguk. “Kalau begitu, kamu tunggu di kamar, ya, nanti aku menyusul kamu.” Jantungku hampir berhenti berdetak mendengarnya. (Tina mau lho, tidur denganku…!)

Segera aku berjalan ke kamarku, lalu merapikan ranjang, meletakkan dua handuk melintang di atasnya. Tak lupa mengoleskan krim tahan lama pada kepala kemaluanku, lalu memakai sarung setelah melepaskan semua pakaian.

Belum satu menit, Tina sudah berdiri di depan pintu kamar. Melihat aku memakai sarung, dia berkata, “Kamu ada sarung lagi? Aku ingin memakai. Rasanya praktis ya?” Aku mengangguk lalu membuka lemari pakaian, mengambil sarung lagi, kuserahkan kepada Tina.  Dia membawa sarung itu masuk kamar mandi, melirik manis sambil berkata, “Jangan ikut masuk, ya?” Aku tertawa saja, lalu berbaring bertelanjang dada sampai pinggang. Sarung itu menutup bagian bawah setelah pinggang. Tina keluar kamar mandi dengan sarung menutup bagian dada sampai pinggul. Dia meletakkan pakaiannya, termasuk BH dan celana dalam kuning, di meja. Dia melirik lalu tersenyum, “Lihat BH dan celana dalamku? Nih, biar puas melihatnya.” Dia mendekati aku lalu memamerkan BH dan celana dalamnya ke dekat wajahku. Aku mendekatkan hidungku pada celana dalamnya, tetapi dengan cepat dia menariknya sambil tertawa.

Dua detik kemudian, dia merebahkan diri di sebelahku. Aku melihat wajahnya, berpandang-pandangan selama beberapa puluh detik. Kudekatkan bibirku pada pipi, dahi, lalu… ke bibirnya. Dia melumati bibirku, perlahan mulanya. Lalu perlahan membuka mulutnya, sehingga kini mulutku bisa mengisap mulutnya sambil bergoyang ke kiri ke kanan, lalu lidahku bertemu lidahnya. Tina menghembuskan napasnya seperti tersengal, lalu kembali mengisap mulutku bergantian. Lengannya merangkulku, dan kini, yah, benarlah, dadaku bersentuhan dengan buah dada Tina yang kencang mencuat dan berputing keras.  Dalam berahi yang makin membara, aku dan Tina sudah tidak memikirkan apa-apa lagi. Tiga gerakan cukuplah melepas sarung-sarung itu, sehingga tubuh Tina yang telanjang bulat sudah nempel erat dengan tubuhku. Dia mendorongku sehingga telungkup di atas tubuhku yang telentang, sambil terus mengisap dan mengisap dan mengisap mulut seraya bergoyang-goyang ke kiri kanan dan buah dadanya menekan menggeser-geser di dadaku. Aku
sudah terbawa ke awan yang tinggi. Lenganku merangkul tubuhnya erat-erat, jembut Tina bergesekan dengan jembutku, aduh bukan main nafsuku berbaur dengan nafsu Tina. Kemaluanku yang sudah keras itu bergesekan dengan bibir kemaluan Tina, pahanya bergerak-gerak sebentar menjepit pahaku sebentar menindih dan entah gerakan apa lagi.

Sebelas menit kemudian Tina melepaskan diri, mengangkat tubuhnya sambil memandangku. “Bagaimana rasanya, enak dan nikmat..?”  Aku jawab, “Bukan main… Tina, oh ina, buah dadamu.. padat mencuat, aku nikmati sekali. Kamu merasa nggak… jembut kita beradu?
Jembutmu yg lebat, menambah nikmatnya….” Belum sempat kalimatku selesai, Tina sudah menindihku lagi, kali ini dia membuka lengannya sehingga lidahku bisa menjilat ketiaknya yang halus tidak berambut. Kuciumi ketiak Tina beberapa saat, dan tubuhnya menggelinjang. “Ohh,  Yan… Yanto… geli sekali rasanya…” Aku pindah ke ketiak yang satu lagi, dan Tina kembali menggelinjang. “Kamu doyan ya, menilat ketiak cewek?”  Kujawab, “Ketiakmu harum dan indah bukan main. … Siapa bisa tahan membiarkan tidak dicium?” Kujilati terus kedua ketiaknya, dan Tina mengaduh-aduh penuh nikmat. Didadaku masih terasa buah dadanya menggeser-geser.
Pinggulnya bergoyang terus, sampai suatu ketika, dia setengah berteriak, “Yanto… aku nggak tahan…. Ayo kamu di atasku…”

Aku memutar tubuhku sehingga kini berada di atas tubuh Tina. Kedua lengannya merangkul punggungku, “Duh,.. tubuhmu sungguh kekar… aku sangat menikmati…. Ohh….” Sekarang aku menindih buah dadanya, sambil mulutku mengisap-isap dan isap mulutnya. Lidah Tina masuk ke dalam mulutku dan kuisap, alu giliran lidahku menelusuri mulutnya. Tina mengggelinjang, lalu membuka kedua pahanya. “Masukkan kemaluanmu…. pelan-pelan ya, besar sekali kemaluanmu… ooohhh… sudah… sudah masuk semuanya… oohh nikmatnya… nikmatttt sekali…..” Pinggulnya bergoyang naik turun makin cepat seiring dengan gerakan naik turun pinggulku. Terasa
kemaluanku dijepit dan disedot kemaluannya. Aku mengeluh, “Tina, kemaluanmu sempit… duhh nikmatnya dijepit dan… disedot kemaluanmu… ooohhh Tina…” Dia menjawab, “Yan… jangan keluar dulu ya…. Aku masih ingin lama nih, menikmati … persetubuhan
ini..” Lalu menggelinjang hebat ke kiri ke kanan, mulutnya tertutup rapat dalam mulutku dan mengeluarkan suara lenguhan seorang perempuan yang sedang penuh nikmat.

Gerakan tubuhku dan Tina menimbulkan bunyi kecupak-kecupak saat kemaluanku menembus jembut dan kemaluannya yang sudah basah. Aku bertanya, “Tina, boleh kujilat jembutmu,…kemaluanmu….?” Segera dia menggelengkan kepala, meski mulutnya masih dalam mulutku. “Jangan sekarang,… jangan dilepasss… nanti saja…  oohh,… nikmatnya…”  Aku menggeserkan tubuh Tina kesamping, supayua dia tidak kepayahan menanggung beban tubuhku. Dia berbaring disampingku sambil lidahnya terjulur minta diisap. “Tina,…. Aku minta ludahmu…”  Dia menjulurkan lidahnya, kali ini penuh ludahnya. Segera kuisap dan kusedot mulutnya dan kuisap ludahnya semua.  Tina
menggelinjang. “Kamu di bawah, mau…” Aku menggeser kembali, telentang di bawahnya. Tubuh Tina seluruhnya menindih tubuhku, buah dadanya kembali bergeser-geser. Kemaluanku berhasil masuk dari bawah, dibantu tangan Tina. Tina mengdesah, “Ooohh…
aduhhh… nikmatnya, aduuhh… kemaluanmu memenuhi…. Kemaluanku penuh kemaluanmu,  ohhh… terus, Yanto, terus genjot dari bawah…. Oohh…. Ohhh, nikmat sekali, …. “Gerakan tubuh Tina dan aku makin cepat sampai, “ Aku tidak…. Tidak tahan lagi…. Mau keluar…. Oohhh… keluar… Yanto…! Aku sudah keluar…. teruskan, teruskan…. Masih nikmat…. Mau lagi..  Yanto…. Kemaluanmu… nikmat sekali….. adu  jembut, nambah nikmat…. Aku mau keluar lagiiiii…! Yanto, aku … nggak tahan, …keluar lagi,  sudah dua kali… sekarang kamu dong, semprotkan manimu… ooohhh… ohh… terus Yanto, kamu harus puasss…” Aku bergerak terus, tetapi pengaruh krim tahan
lama membuatku tidak gampang keluar.

Aku berbisik, sambil lidahku menjilati lehernya, “Tina, masih nikmat… atau mau ke kamar mandi dulu, lalu berbaring sambil istirahat 30menit dan... mulai babak kedua…?” Tina berbisik mesra. “Aku mau, Yanto, berkali-kali semalam suntuk bersetubuh dengan kamu….
Sekarang ke kamar mandi dulu… “ Dia beringsut mau turun ranjang, tangannya menggapai tissue lalu mengelap kemaluannya. Lalu berjalan beringsut sambil terus memegang tissue di kemaluannya. Aku menyusul dia. Kemaluanku basah dengan air mani Tina, tetapi tidak sampai mengucur.

Di kamar mandi, Tina berbisik, “Yanto, kamu… hebat… sebagai laki-laki, bisa memuaskan aku berkali-kali.” Aku menjawab, “Baru dua kali, Tina… “ Dia tersenyum, berbisik, “Semalam suntuk bisa berapa kali, ya? Aku kepningin terus, berahiku tidak…. tidak terbendung, sudah ditahan berhari-hari. Untung mbok pergi ya, jadi kita bebas ….” Aku menunduk, lalu kuserbu kemaluannya, kuciumi jembutnya, kujilati kemaluannya sampai dia kembali mengeluh nikmat. “Duhh, Yanto, … kamu merangsang lagi… ooh… ohh, aku terangsang… ayo balik ranjang… tapi, aku mau mengisap kemaluanmu dulu… waduh, sudah tegang lagi…” Mulutnya mengulum, mengisap kemaluanku
beberapa menit. “Tinaaa…. Sudah, sudah, nanti aku crot dalam mulutmu, saying sekali. Lebih nikmat crot di dalam kemaluanmu…” Tina tertawa, “Nggak kuat ya? Pakai krim lagi? Biar kuat berjam-jam?” Aku mengangguk lalu memeluk tubuh Tina, buah dadanya kembali nempel dipinggangku. “Tina,… merasakan buah dadamu, sungguh nikmat…”

Sampai di ranjang, kembali dia menindihku. “Kamu di bawahku dulu ya… Eh, belum pakai krim?” Aku beringsut ke meja lalu mengoleskan krim di kepala kemaluanku. “Nih, sudah pakai krim. Tidak takut crot dulu, sejam lagi rasanya.” Kembali tubuhku ditindih Tina, mulutnya kembali menyeruput mulutku, buah dadanya bergerak ke kiri kanan di dadaku, aduh nikmat sekali. “Kamu nafsu lagi,
Tina?” Dia mengangguk, “Ya, kali ini sampai sejam baru aku keluar…. Ketiga keempat, kelima….”

Aku menikmati posisi begini (sebutannya Woman on top missionary sex) selama sekitar 25 menit, terus menerus menyeruput mulut Tina, menelan ludahnya, merangkul erat tubuhnya, mencengkeram bokongnya yang aduhai, dan seterusnya. Tina juga menikmati perannya, memandang wajahku dengan sayu, menjulurkan lidahnya, masuk ke mulutku seraya menelusuri seluruh rongga mulutku, mengisap, mengisap, menyedot, menyedot, terus menerus. Pinggulnya bergerak ke kiri ke kanan, maka terasalah jembutnya bergesekan dengan jembutku, pahanya kadang-kadang menuruni pahaku supaya kemaluanku bisa menggeser-geser kemaluannya yang sudah basah itu.

Setelah sekitar 25 menit itu, Tina melenguh dan mendorongku supaya bergeser ke samping, lalu berbisik, “Kamu naik ke atas ya… aku sudah nggak tahan, ingin dimasuki kemaluanmu…. Yang lama dan dalam,… jangan cepat-cepat, …. putar pinggulmu, nah gitu….ooh… nikmatnya, Yanto, terus… nikmatttt  sekali…. Mauku sih yang lama,…. terus, … sekarang kemaluanmu… benamkan ke dalam
kemaluanku, terus….. yang dalam… ohh, ohh, mmm… mmm…”  Mulutnya kusedot sedot terus, dan dia membalas sedotanku, jadi cuma bisa mengeluarkan suara … mmm…. mmmm…. ahh… ahhh..  Sementara dadaku menindih buah dadanya, sungguh nikmat sekali. Buah
dada yang mencuat dan kencang. Tiap lelaki pasti akan menikmatinya dalam posisiku ini. Aku sendiri mendesah kencang sambil menggerakkan pinggulku, naik turun dan putar-putar. “Tin… ooohh… jembut…. jembut kita…. beradu… nikmat sekali ya…?”  Tina mendesah dalam mulutku, mmm… lalu menjawab, “Betul… jembut ketemu jembut…. dadamu menindih buah dadaku…  nikmat sekali,
Yantoooo… aku nggak tahan lagi… aku mau keluar lagi … Yantooo…. aku … keluar… crot crot…. Oohhh… nikmatnya….” Lengannya melingkari tubuhku dengan kencang. “Yanto,… tubuhmu… enak sekali kurangkul… kekar, … begitu jantan… nikmat sekali.. jangan lepas
dulu ya…. teruskan, Yantoooo… aku masih bisa lagi, … “ Aku gerakkan pinggulku naik turun terus, kurasakan batang kemaluanku disedot dan dijepit kemaluan Tina… Kemaluannya berkedut-kedut… Untung aku pakai krim tahan lama. Siapa sih bisa tahan kemaluannya
dijepit dan disedot begitu. Sekitar 12 menit, Tina kembali mengeluh panjang dalam mulutku, lalu pinggulnya mengejang keras dan… terasa lagi cairan hangat membasahi kemaluanku di dalam kemaluan Tina. Dia terengah-engah, sambil mengisap mulutku dia berbisik,
“Yanto… aku sudah keluar… empat kali ya?” Aku menjawab, “Ya, baru empat kali. Masih mau empat kali lagi sampai pagi?”

Tina berbisik, “Istirahat dulu yuk, setelah bersih-bersih di kamar mandi. Kamu hebat sekali, ya, belum keluar juga air manimu. Nanti aku mau mengisapnya ya, sisa-sisa air manimu, dalam mulutku, kalau sudah keluar dalam kemaluanku….” Dia menuntunku jalan ke kamar mandi sambil menempelkan buah dadanya di sampingku… Perasaanku sudah tidak karuan, lelaki menghadapi perempuan yang nafsunya besar dan tidak dapat dibendung lagi.  Di kamar mandi, Tina mendekatkan wajahnya ke wajahku sambil menjilati pipi dan leherku. “Yanto…. kamu jantan tulen… aku ingin terus dipeluk dan diapakan saja sampai pagi… “ Lalu menyabuni kemaluannya dan
mengusap kemaluanku, dan menyirami lalu    mengelap dengan handuk.  Tina berbisik, “Mau kuisap… kemaluanmu?” Aku menolak, takut ngecrot di  kamar mandi, lalu kepeluk dia menuju ranjang lagi.

Kembali dia telungkup di atas tuuhku, lalu berbisik, “Mau main 69?”  Aku mau, lalu dia menggeserkan tubuhnya, berbalik arah. Buah dadanya menggeser di dada dan perutku. Mulutku sekarang persis berhadapan dengan jembut dan kemaluannya, yang segera kujilat.
Begitu juga dia, mulutnya menelusuri biji kemaluanku, lalu batangnya, dan menjilati kepalanya sebelum mengulum dengan penuh gairah. Dia mendesah ketika merasakan jembutnya kuciumi dan bibir kemaluan yang berwarna merah itu kujilati dengan sama gairahnya. Posisi ini berlangsung selama sekitar 10 menit, ketika aku merasakan puncak kenikmatanku nyaris sampai, lalu kuminta dia
balik arah lagi. Kembali mulutku mengisap mulutnya, berbau jembut dan terasa agak asin. Dengan gairah penuh dia mengisap mulutku, menjulurkan lidahnya masuk keluar untuk beradu dengan lidahku. Buah dadanya bergerak kiri kanan di dadaku, nikmat sekali rasanya.
Aku berjanji pada diriku sendiri tidak akan main dengan boneka seks lagi. Kalah nikmat dibandingkan tubuh Tina. Lenganku melingkari punggung Tina, bokongnya kucengkeram dan kuelus. Tina mengerang, “Aku nafsu lagi, Yanto…. kamu begitu pinter… membangkitkan
berahiku…”

Dia mendorongku ke samping lalu menarik tubuhku sampai menindih tubuhnya. Kembali kutindih buah dadanya, begitu nikmat. Mulutku mengisap mulutnya, dan kemaluanku masuk ke dalam kemaluannya, jembutku bergesekan dengan jembutnya. Pinggulku
naik turun, perlahan lalu tambah kencang. Selang lima menit, Tina sudah kelojotan, mengerang dalam mulutku, lengannya mencengkeram punggungku, pinggulnya bergerak cepat naik turun dan kesamping, dan… Tina menjerit tertahan dalam mulutku. Kemaluannya kembali memuntahkan cairan hangat, kurasakan kemaluanku disiram cairan hangat. Dia sampai puncaknya lagi.

Dalam kondisi seperti itu, dia tetap memeluk aku. “Yantooo… terus yuk… aku masih bisa keluar lagi. Jangan lepas kemaluanmu, teruskan… 10 menit lagi aku crot… kamu juga kan? Aku merasakan kemaluanmu sudah kedut-kedut. Ayo sama-sama keluar, biar puas bareng…mau?”  Aku mendesah sambil terus bergerak pelan, pinggulku naik turun. “Kamu ini, Tina… manis sekali… wajahmu bikin aku nafsu, buah dadamu bikin aku nggak tahan…. Tin, rasanya aku mau keluar nih, mana tahan sih, merasakan nikmatnya semua ini?” Tina senyum mendengar kata-kataku, lalu memandangku. “Aduhai, Yanto… kamu pemuda ganteng… jantan, … pandai membangkitkan nafsu
perempuan … ayo terus… aku mau nih…. ooh… nikmatnya…”  Tubuh Tina menggelinjang dibawah tubuhku, mulutnya menyedot mulutku, menyedot terus… buah dadanya bergoyang ditindih dadaku.

Aku sudah tidak tahan lagi. Tadi lupa mengolesi krim tahan lama sekembali dari kamar mandi. Tuuhku bergerak naik turun dengan cepat, mengeluarkan bunyi kresek-kresek dan kecupak-kecupak ketika mulutku mengisap mulutnya dan jembutku beradu dengan
jembutnya. “Tina,… buah dadamu… bikin akau tidak tahannn… aku mau keluar nih…” Tina mendesah, “Ayo, terus…. Aku juga mau keluar lagi… oohhh…. Yanto… mmm… ouww…. nikmat sekaliii…. “ Aku sampai puncaknya. “Tinaaa…. Aku keluar…. Aku keluar… oohhh…
nikmatnya buah dadamu, jembutmu, kemaluanmu… oouww…. “ Maka crot-crot-crotlah air maniku dalam kemaluannya. Aku ingat pesannya supaya disisakan air mani untuk masuk mulutnya. Kuarahkan kemaluanku ke mulutnya dan…. crot-crot lagi dua tetes air
mani dalam mulut Tina.

Beberapa menit aku tergolek di atas tubuh Tina, mengatur napas. Tina juga begitu. Tina puas empat kai rasanya, dan aku satu kali. Dia berkata sambil senyum manis, “Yanto, kita sama-sama keluar ya? Sama-sama puas? Besok malam mau lagi? Saban malam… Aku ini
perempuan penuh nafsu, ya? Aku sayang kamu, bakal jadi cinta.” Lalu berdua aku ke kamar mandi, membersihkan tubuh, lalu tidur sampai subuh.

Rabu, 13 Maret 2019

CeritaSex Aku Dengan Polwan Cantik Yang Mengambil Perjakaku

https://bit.ly/2QDGCau

CeritaSex Aku Dengan Polwan Cantik Yang Mengambil Perjakaku

CeritaSex – Kisah ini terjadi sekitar 2014 an, saat aku masih kuliah sambil cari kerja sampingan buat biaya kuliah. dan pada saat itu aku di tawari untuk bekerja sebagai operator di warnet yang aku pikir lumayan lah untuk biaya tambahan kuliah

Saat itu aku jaga warnet malem sendirian, harusnya sih berdua, tapi biasa lah ada aja alesan untuk ngilang. Yang heran, tumben warnet sepi banget (padahal tahun2 segitu saat orang jarang punya modem sendiri, warnet ndak pernah sepi lho). Jadinya aku santai-santai sambil browsing materi kuliah, sambil slonjor-slonjor dan nyamil kacang.
Sekitar jam 9 ada suara motor berhenti diluar. Hah, akhirnya ada pengunjung juga. Pintu kemudian dibuka, Nampak cewek masuk, bodynya tinggi, wajahnya imut sih, rambut potong pendek dan pake jaket dan celana panjang.

Mau nge-net ada mas? tanyanya.
Oh, silahkan mbak, kosong kok. Bebas milih mana saja. Jawabku ramah sambil melihat wajah imut tersebut.
Makasih mas, saya dipojok situ aja” dia lalu menuju bilik yang pojok, terus nglepas sepatu dan duduk (bilik warnetnya lesehan semua). Aku lihat sepatunya sepatu kulit, kayak-kayaknya bukan cewek biasa nih. Setelah duduk, dia membuka jaket, ternyata dibalik jaketnya dia memakai seragam polisi, pangkatnya Segitiga Kuning satu biji, ohh Sersan Dua pangkatnya. Ohh.., seorang polwan yang manis pikirku.

Mas, username ama passwordnya apaan nih?? tanyanya, sambil menoleh ke aku.
Ehh.., ohh.., bebas kok mbak, langsung aja kataku jadi sedikit gagap gara-gara terpana plus kaget..
Okey mas, makasih

Beberapa menit sambil browsing aku curi-curi lihat ke mbak polwan tadi. Lama-lama kok beberapa kali ketahuan lagi nyuri pandang. Akhirnya aku gak berani lagi ngliat dia. Konsentrasi aku alihkan ke monitor komputerku. Karena bosan dengan materi kuliah, aku mulai browsing situs-situs hot.
Setengah jam berlalu, tiba-tiba aku kaget saat mbak tadi sudah disampingku.
Mas, ajari bikin email dong katanya

Ehh ,ehhhh, ehhh iya aku panic, karena monitorku isinya penuh gambar pasangan lagi adegan hot. ayo mbak, saya ajari aku langsung berdiri dan mengajak mbak polwan tadi ke biliknya (supaya aku gak tengsin & terlalu lama salting didepan komputerku).

Aku mulai ngajari cara mbuat email dari dasar-dasarnya. Sambil lirak-lirik aku baca namanya, sebut saja Dewi. Dewi tampak antusias mendengar penjelasanku, kemudian mulai mencoba mempraktekkan langkah demi langkah. Aku masih grogi, bagaimana tidak, lha wong dia polwan… hiiiii. Tapi kayaknya dia yang berusaha mencairkan suasana.
Mas sudah lama kerja diwarnet ya? tanyanya
Wah, baru kok mbak. Ini juga buat nambah-nambah biaya kuliah jawabku sambil berusaha tersenyum, tapi masih kaku. Shitt.
wah, kok lancer banget gitu ya nge-netnya? Ehh, jangan panggil saya mbak dong. Nih, kan namaku udah terpampang jelas gini. Panggil Dewi aja ya? Kalo nama mas sapa?

Saya Andri mbak.., wah nggak berani manggil gitu mbak. Ngak sopan Jawabku sambil menggerakkan mouse.
Nggak papa kok, biar akrab. Lagian kayaknya kita seumuran ya. Aku dua puluh tiga tahun kok paparnya blak-blakan, jarang yh cewek blak-blakan masalah umur

Ya deh mbak, eh Dewi, kalo saya baru dua puluh dua tahun mbak, tuaan mbak dikit dong, ngomong-ngomong kok masih pake baju dines. Habis tugas ya? tanyaku sambil kesempatan buat mandang wajahya yang manis (buehhh, betul-betul manis nihh)
iya habis ikut pengamanan di balaikota, tadi ka ada demo mahasiswi. Jadi Polwannya turun semua.

Ohh.., gitu. Lho mbak Dewi kok gak pulang kerumah? tanyaku lagi
Nggak, tadi lihat warnet jadi pengin mampir. Sekalian belajar
Emang mbak Dewi rumahnya dimana?
Di perumahan ****, yahh agak jauh sih. dia menjawab sambil tersenyum manis wihhh.
Lho, udah nikah ya mbak? (nanya nya mulai gak konsen gara-gara senyuman tadi)Udah, nikah sih udah satu tahun. Suamiku sipil, kerja di expidisi. Tapi lagi ruwet nihh…, dia kecantol ama temen kerjanya, ini aku lagi ngurus cerai katanya sambil sedikit serak.
Ehm, maaf mbak. Lancang nanya.
Gak papa.., kalo mas sendiri? Lhahh, dia balas nanya
Belum mbak, pacar aja gak ada. Nanti-nanti lah
Ohh, padahal penampilan mendukung lhoh dia menjawab sambil tersenyum lagi. Matek aku panas dingin langsung. Apalagi tangannya sambil menyenggol bahuku beuhhh.

Ahh, mbak bisa aja. Ehh.., suami mbak terlalu juga ya. Mbak yang secantik ini di khianati agak nggombal dikit jawabanku
Hahaha, cantik gimana? Biasa aja ah Sambil tangannya disenggolkan ke bahuku lagi. Tapi, hatiku sedih sekali, makanya kadang kalo pulang kerja aku ndak langsung kerumah. Tapi jalan kemana dulu gitu
Lho, cantik betul lho mbak, manis tinggi langsing lagi entah darimana kata-kata ini kudapat, dia terlihat agak tersipu-sipu. Senyumnya makin mengembang.

Ehmm.., makasih ya. Eh.., ngliat situs-situs yang kayak tadi dimana ya? tanyanya agak malu-malu
Ehhh.., yang mana ya mbak? jawabku pura-pura bego
Yang tadi itu lho, yang dikomputernya mas.

Ohh.., ehh gak papa ya mbak? Ini aku carikan alamatnya aku mulai mengetik alamat, dan muncul gambar-gambar orang lagi bercinta berat. Aku lihat matanya menatap monitor penuh hasrat. Ini tinggal di klik link-link yang ada. Banyak kok nantinya” Sambil aku beranjak pergi, mau kembali ke tempat operator.
Ehh, kemana mas? Temenin aku dong, siapa tau nanti ad kesulitan lagi. Sambil tangannya meraih tanganku dan menarikku untuk duduk lagi. Disini aja ya.. dan aku mengangguk pelan.
Kami berdua mulai browsing situs-situs xxx atau Cerita Panas, dan aku merasa duduk makin merapat. Mata Dewi tak lepas dari monitor, nafasnya terdengar agak memburu (aku juga demikian sihh hehehehe). Terasa tubuhku mulai bersentuhan dengannya, hangat dehh. Tangannya ditumpangkan kepahaku, membuat konty ku meluap meronta-ronta (waktu itu aku masih betul-betul perjaka bayangkeunn), diusap-usap pahaku. Aku beranikan memeluk pinggangnya yang ramping dan aku rapatkan tubuhnya ke tubuhku.

Mas, udah pernah kayak yang dikomputer ini ndak? tanyanya pelan, agak berbisik. Wajahnya betul-betul rapat dengan wajahku, bikin aku gelagepan.
Belum mbak, pacar aja gak punya, ciuman juga belum pernah jawabku jujur.
Ehmmm, kalau gitu di berdiri kemudian berjalan kepintu depan. Pintu dikunci oleh dia, kemudian tulisan closed dibalik. Lalu dia kembali ke tempatku duduk, kembali memeluk aku yang sudah betul-betul panas dingin.
Mau nggak kayak gitu?? setengah berbisik dewi nanya didekat telingaku, seluruh badanku jadi merinding. Bibirnya ditempelkan ke telingaku. Anjrriiiiittttt, aku gak bisa ngomong apa-apa. Tanpa menunggu jawabanku tangannya menarik tangan kiriku, ditempelkan ke toketnya. Gak terlalu besar sih, tanganku dibimbing untuk membuat gerakan mengusap dan meremas. Setelah aku bisa gerak sendiri, tanganku dilepaskan. Kemudian tangan kanan Dewi menelusup kedalam kaosku, meremas dan memilin-milin putingku. Badanku kayak kejang semua jadinya.

https://bit.ly/2QDGCau

ML DENGAN POLISI CANTIK INI BIKIN KETAGIHAN
Mas, mau kan sama Dewi? Satu malam ini aku milikmu masss suaranya mendesah ditelingaku. Mulutnya memagut bibirku, lidahnya liar masuk kemulutku. Sementara aku mendesah-ndesah keenakan (pengalaman pertama ) tanganku semakin aktif meremas toketnya. Tangan Dewi kemudian membuka beberapa kancing baju dinasnya, ehhh ternyata masih ada kaos dalam. Kaos dalam dia sibakkan ke atas, kemudian BH juga dia sibakkan ke atas. Tanganku ditarik lagi buat meremas-remas toketnya, aku mulai bersemangat.Cerita Pemerkosaan

Tangan Dewi menelusup ke celanaku, kontolku yang udah bengkak diremas-remas, ahhhhhh. Ubun-ubun kayak mau meledak. Sementara Dewi terus memagut seisi mulut dan lidahku. Perlhan kaosku dinaikkan keatas, bibir Dewi kemudian pindah menjelajahi dadaku. Lidahnya menjilati putingku. Huuuuuhhhhh, sambil sesekali terasa gigitan-gigitan kecil yang sering bikin aku kaget. Terasa seluruh dadaku disapu lidahnya.., rasanya nyaman-nyaman gimana gitu, lidahnya mulai turun menjilati pusarku. Karuan aja aku mengelinjang kesana-kemari.

Perlahan tangannya membuka risluting celanaku, diturunkan sebatas lutut. Didalam cd, kontol ini mulai terasa berdesir-desir, sementara Dewi dengan buas menciumi batang kejantananku. Tak lama kemudian, cd ku dilorotkan sebatas lutut juga.
Mas, burungnya lumayan besar ya.. emmm” sambil tangannya mengelus dan meremas-remas batangku.
Uhhhh, emang besar ya mbakkk??? tanyaku sambil merem melek
Nggak terlalu besar sih, tapi pas segini nih

Dewi menjawab sambil tangannya mulai mengocok batangku. Massss., burungnya aku emut yaa??
Iya mbak Aku udah gak konsen, Dewi lalu mulai mengulum kepala dan batang burungku pelan-pelan. Lembut banget, tangan kananku dengan gemas meremas-remas rambutnya yang pendek, rapi dan hemmmm., sangat wangi. Dan tangan kiriki meremas toket dibalik baju dinasnya, kenyal banget.

Semakin lama kulumannya semakin cepat, aku semakin menggelinjang dan kelojotan.
Ohhhh, Wii.., Dewiii.., sudahhhh, sudahhh, aku nggak tahannnnn” aku menceracau sejadi-jadinya. Baru pertama kali diemut, sama cewk manis lagi. Wahhhh betul juga, pangkal batangku mulai terasa senut-senut.

Dewiii.., ohhh gak tahan mbakkk senut-senutnya semakin kencang dan akhirnya terasa ada sesuatu menggelegak crottt.., crottt. Spermaku keluar didalam mulut Dewi. Tapi.., aduhhhh Dewi nggak melepas batang burungku, tetap dikulum-kulum dan disedot. Terasa bukan nikmat yang sekarang, tetapi jadi geli gak tertahan.
sudah mbakkk, geli aku.. sambil tanganku berusaha melepas kepala Dewi dari burungku. Tak berapa lama ia melepas mulutnya dari burungku, uhhhhhh. Seluruh badan lemas serasa tak bertulang. Dewi tersenyum melihatku, kulihat mulutnya sedikit mengecap-ngecap.
Ehhh mbak, spermaku mbak telan ya?? tanyaku

Iya, nggak papa kok. Sehat tuh, rasanya emang agak asin sihh. Lagian daripada nyemprot kemana-mana, bisa kena macem-macem tuhh….” Dewi menjawab sambil tersenyum genit. Tangannya mulai bergerilya lagi mengejar batang burungku yang sudah mulai mengkerut. Dipegang dan mulai dielus lagi…, aku masih menggelinjang geli…, tapi lama-lama mulai terasa hangat dan nikmat lagi. Mulutnya kembali memagut mulutku, kami berciuman dengan ganas. Aku mulai bisa mengimbangi permainannya.

Mas, setelah ini giliranku yang dikasih kenikmatan ya? sambil nafasnya mulai tersengal-sengal
Ya mbak, aku puasin mbak dehh” tanganku dibimbing untuk ikut melepas celana dinas coklat miliknya. Aku plorotkan hingga sebatas lutut. Tampak celana dalam warna hitam yang menutupi gundukan. Nggak sabar sekalian aku plorotin celana dalamnya. Terlihat jembut tebal menghiasi gundukan daging. Tanganku mulai mengusap dan berusaha menyibak jembutnya, mencari sesuatu seperti yang ada di situs-situs porno.
Dengan lembut tangan Dewi membimbing tanganku, dan mengarahkan mulutku kearah memek nya. Cuma karena celana Cuma dilorot sebatas lutut, maka agak sulit untuk sampai ke memek nya. Akhirnya lidahku dapat menjangkau memeknya, kujilat dikit-dikit dan terasa agak basah (hihihi, agak bau keringat ya.., nggak papa). Dewi mulai mendesah lirih, aku tambah ritmenya.

Masss, ayo masukin aja ya, udah nggak tahan nih.. Dewi bersuara lirih.
Ya mbak Aku kembali berdiri dan bersiap dengan burungku. Tapi aku kebingungan, dengan posisi celanaku yang sebatas lutut dan Dewi yang juga sama kami berdua keliatannya sama-sama bingung.
Mbak, masukinnya gimana nih??
Ehh.., iya ya mas., gimana kalau dari belakang saja? Aku agak nungging ya
Ya deh.., terserah mbak. Aku masih bingung nih.. Lalu Dewi berbalik dan posisi merangkak, kedua pahanya direnggangkan sehingga memeknya sedikit tampak membuka.

Sini mas, masukkan, tusuk ke yang sini yaa tangannya menjangkau dan memegang batangku, ditarik pelan-pelan kearah lubang memeknya yang agak basah. Sebentar kemudian, kepala burungku digesek-gesekkan ke memeknya, nikmat sekali
Aku mulai sedikit mendorong batang burungku kelubang memeknya. Pelan-pelan, batangnya mulai ambles kedalam memek. Tanganku mulai meremas-remas pantat Dewi. (gila, bulat banget nih pantat polwan, kenceng banget lagi. Banyak olahraga kali ya?). Terkadang tanganku menyusup kedalam baju dinasnya dan meremas-remas toketnya serta memilin putting susunya. Dewi mendesah-ndesah keenakan.
Gimana masss??? Enakkk? terus mas maju mundur aja.

Ya mbak, enak. Mbak seksi banget yahh, udah langsing pantatnya montok lagi pujiku jujur
Ahhh mas, bisa aja. Burung mas juga enak kok…, kuat banget, padahal baru keluar habis-habisan lho tadi…” godanya genit. gimana mas perasaannya nggoyang polwan??

Ehhh, agak deg-degan juga sambil pinggulku memaju mundurkan batang didalam memeknya. Sambil mataku lihat jam dinding, 22.30. tanganku semakin familiar dengan lekuk-lekuk tubuh Dewi. Pundak Dewi kemudian merendah, pantatnya sekarang benar-benar nungging, nafasnya mulai memburu tak teratur.
Ahhhh mass, enakkkkk, terusss badannya mengeliat-geliat, sesekali tampak pantat bulatnya mengejang. ohhhh. Ohhhhh.., ahhhhhhhh Tampak seluruh badan Dewi mengejang beberapa saat dan kemudian mengendur pelan-pelan.

Aku dah orgasme mass., ayo mas terus aja sampe keluar matanya sayu tapi mengerling manja ke arahku. Mau ganti gaya ya mas?? Spooning aja ya? Mas pasti tau dehh yukk
Ya mbak aku pelan-pelan rebah bersama Dewi. Posisi spooning sekarang, aku peluk Dewi dari belakang sambil sku sodokkan burungku berulang-ulang dan sekuat tenaga.
ahh, ahhh, ahhh Dewi menjerit pelan, aku terus memompa
Ahhhh mbakkk, akuu keluarrrrr tubuhku mengejang dan crott crottt. Spermaku keluar untuk kedua kalinya Pelukanku ke Dewi bagai mencengkeram sampai Dewi sepertinya sulit bernafas.
masss., puas ya ucapnya lembut dan manja, aku hanya mengangguk sambil tersenyum. Aku melirik jam dinding.., sudah jam 23.15.

Ada apa sih mas, kok lihat jam??? Nggak suka ya? Dewi merengut
nggak mbak.., tapi udah hamper jam setengah dua belas, temenku yang aplusan jaga bentar lagi dating jelasku
Ohhh kirain.. senyumnya manja kemudian kepalanya menoleh ke wajahku dan mulai memagut mulutku lagi. ya udah, kita beres-beres dulu yuk. Aku melepas batangku yang mulai lemas dari memeknya, kuambil tisu untuk menahan dan membersihkan cairan disekitar memeknya.

Makasih ya mas sambil dia merapikan kembali seragam polwannya. Merapikan lagi rambutnya yang pendek, aku suka sekali melihatnya.
Mbak cantik banget dehhh
ahhh mass., makasih juga. Sama-sama, aku juga sangat menikmati ini kok. Kalau bisa lain kali kita ketemuan lagi, aku percaya kamu kok balasnya masih dengan nada manja. Ehh, boleh minta nomer hp ya mas, supaya bisa ketemuan lagi

Tentu mbak, mbak baik banget. Perjakaku diambil mbak lhoo.. aku sedikit tersipu
Ohhh, maaf ya. Habis aku pngen banget sihhhh semoga kamu suka dan nggak kapok setelah rapi, dia memakai sepatu dan mau membayar internet. ndak usah mbak.., ini bayarannya sudah sangat berlebih kok jawabku
Ahhh yaudah. Makasih ya .. Setelah tukar menukar nomer hp, Dewi membuka pintu dan menyempatkan kissbye yang aku bales dengan lebih mesra.

Dan sejak itu kadang-kadang aku ketemuan dengan Dewi diberbagai tempat.Beberapa minggu setelah itu Dewi bercerai dengan suaminya. Hubunganku dengan Dewi hingga tahun 2015. Tahun itu dewi udah punya suami baru, seorang perwira polisi. Aku ndak berani ketemuan lagi, dan Dewi kayaknya sekarang betul-betul sayang sama suaminya. Aku turut bersyukur saja.

Minggu, 10 Maret 2019

Ceritasex Enaknya Kocokan Maut Mbak Titin

Ceritasex Enaknya Kocokan Maut Mbak Titin

https://bit.ly/2QDGCau

Cerita Dewasa Enaknya Kocokan Maut Mbak Titin – Pak Kadus Jamal berjalan tanpa sandal, sesekali tangannya mengangkat sarung kotak-kotak yang dipakai. Lelaki 60 tahun itu nampak tergesa menuju perbatasan hutan di kampung, lokasinya cukup jauh dari pemukiman warga.

“Waduh.. maaf sekali pak, saya agak telat menyambut. Tadi ada warga yang anaknya mau kawinan jadi saya urus sana-sini dulu,” Jamal menyalami pak Supri, tuan tanah di kampung itu yang sudah sejak lama tinggal di kota.

Pak Supri terkenal dermawan di dusun itu, banyak membantu pembangunan tempat ibadah, sekolah rakyat, dan juga memberi sembako saat paceklik melanda desa.

“Walah ya ndak apa-apa pak kadus, biasa saja. Oh ya ini Andi pak kadus masih ingatkan.. sudah kelas 2 SMA sekarang.. dan ini kawan-kawannya. Nah mereka saya antar ke dusun ini biar tahu kehidupan desa, mumpung mereka masih libur,” kata Supri, lelaki tambun, usianya sekitar 55 tahun.Cerita Sex 2018,Kisah Seks Dewasa,Cerita Mesum Terbaru,Cerita Dewasa Bugil,Tante Ngentot,Cerita Seks Toket Gede full bugil.

“Wah.. wah den Andi sudah gede sekarang.. pangling saya den,” Jamal menyalami Andi dan tiga kawan sebayanya, Hilman, Roni, dan Raju.

Pak Supri lalu menjelaskan pada Andi dan kawan-kawannya tentang Jamal, kadus yang sangat rajin dan santun yang patut jadi panutan. Ia juga menjelaskan pada Jamal bahwa Andi, anaknya akan berada di dusun itu selama sepekan bersama tiga temannya itu, harapannya agar mereka tahu tentang kehidupan desa dan menghargai orang desa.

“Saya hanya minta mereka dibolehkan mendirikan perkemahan di sini, tolong pak kadus gembleng mereka untuk mandiri. Soal kebutuhan makan biar mereka upayakan sendiri, ya mencari ikan, mancing di kali, nyari sayuran, sampai masaknya jangan dibantu biar nggak manja. Nanti berasnya saja disediakan,” kata pak Supri.

Andi dan kawan-kawannya mencari tempat datar mendirikan tenda, dan mulai menyiapkan semua peralatan kamping. Pak Supri lalu meninggalkan anaknya itu dan kembali ke kota.

Dua buah tenda berukuran 3 kali 3 meter berdiri saat menjelang petang, Kadus Jamal ikut membantu anak-anak kota itu, sampai semua beres.

Jamal lalu mengajak anak-anak itu mampir ke rumahnya di pemukiman dusun. Di sana ia menjelaskan lokasi sungai di dalam hutan yang bisa dipancing ikannya, juga lokasi kebun sayur miliknya di tumpangsari hutan yang boleh mereka petik.

Malam itu Andi dan teman-temannya menginap di rumah Jamal dan berkenalan dengan remaja sebaya mereka di dusun itu. Tapi, Jamal meminta remaja kampung untuk tidak membantu apapun pada anak-anak kota itu selama kamping agar mereka mandiri sesuai pesan pak Supri.

Pagi-pagi benar Andi dan tiga temannya kembali menuju perbatasan hutan tempat tenda mereka berdiri, mereka membawa beberapa kilogram beras dan perabotan masak-memasak dari rumah kadus Jamal.Cerita Sex 2018,Kisah Seks Dewasa,Cerita Mesum Terbaru,Cerita Dewasa Bugil,Tante Ngentot,Cerita Seks Toket Gede full bugil.

“Ya elah.. benar-benar welcome to the jungle nih ndi.. elo sih pake nurut segala sama bokap lo itu. Harusnya kita liburan ke Bali.. eh malah jadi tarzan disini.. huh capek deh,” Hilman mengeluh sejadinya sambil melempar panci yang dibawa.
“Iya nih.. mana perut keroncongan lagi nih,” Raju menimpali. Raju bertubuh tambun dan doyan makan.
“Udah deh.. mendingan kita cari cara gimana biar ada lauk untuk makan… mana belanja nggak bisa. Ada uang tapi orang desa nggak mau menjual apa-apa pada kita karena perintah bokap gue. Ayo deh Raj.. cari ranting atau apa kek yang bisa dibakar untuk masak,” kata Andi.

Keadaan terpaksa membuat mereka bergerak juga, daripada lapar. Tungku disiapkan dari susunan batu, dan blar.. api pun menyala menanak nasi di panci. Untung Raju membawa bekal beberapa bungkus mie instant yang bisa menjadi lauknya.

“Tuh kan enak juga ternyata jadi tarzan begini.. ha ha..,” Andi menghibur teman-temannya itu.
“Enak.. tapi gue nggak kenyang nih makan segini,” gerutu Raju.

Biasanya dia makan dua piring, dobel porsi, tapi sekarang hanya dapat satu porsi.

Setelah sarapan keempat remaja itu menuju sungai untuk mandi dan mencuci pakaian. Tapi sebelum mereka meninggalkan tenda, kadus Jamal datang bersama Titin, anak perempuannya.

“Lho aden pada mau kemana? Sudah pada sarapan belum?,” tanya Jamal.

Ia lalu mengenalkan Titin pada 4 remaja itu. Titin  anak pertama Jamal sudah empat tahun ini menjanda ditinggal mati suaminya kecelakaan, belum punya anak.

“Malam kemarin Titin belum sempat ketemu kalian karena dia membantu acara warga yang mau kawinan. Nah sekarang untuk urusan masak dan makan biar Titin yang membantu ya.. ndak apa-apa, bapak nggak akan bilang ke juragan Supri kok..,” Jamal merasa iba juga melihat Andi dan teman-temannya harus berusaha masak sendiri.

Lagipula di rumah Titin tidak terlalu banyak pekerjaan, karena kembali numpang di rumah ortunya.

“Waduh.. jadi ngeropotin mbak Titin nih. Tapi oke deh pak, dari pada bobot saya susut seminggu di sini.. ha..ha,” Raju senang karena kebutuhan makan bakal terjamin.
“Iya. Nggak apa-apa dik, mbak biasa masak dan nyuci kok,” kata Titin.

Titin berpenampilan khas wanita desa, pakai kain dan baju berkancing dari kain bahan kebaya. Wajahnya cantik dan sebagai janda yang masih muda tubuhnya juga semakin subur dan semok. Tingginya 165 cm dengan porsi tubuh yang ideal, sedikit montok. Payudaranya membusung menantang, pinggul lebar dan pantatnya padat terbentuk dibalik kain yang dipakainya.

Hilman dan Roni tak lepas memandangi postur tubuh Titin saat itu. Andi juga kadang mencuri pandang ke dada Titin. Hanya Raju yang pikirannya makan terus.Cerita Sex 2018,Kisah Seks Dewasa,Cerita Mesum Terbaru,Cerita Dewasa Bugil,Tante Ngentot,Cerita Seks Toket Gede full bugil.

Kadus Jamal kemudian pamit pulang . Titin kemudian mengantar Andi dan teman-temannya ke sungai sambil membawa pakaian empat remaja itu yang akan dicuci.

4 remaja itu langsung mencebur ke sungai dengan riang. Usia mereka rata-rata baru 16 tahun, tapi badannya bongsor tidak seperti anak di desa. Tinggi mereka melebihi tinggi Titin .

“Eh.. adik-adik ini mandinya dicopot dong bajunya biar sekalian mbak Titin cucikan,” katanya melihat Andi dan kawan-kawannya mencebur tanpa melepas pakaian.
“Wah.. telanjang pakai kolor aja nggak apa-apa kan mbak? Kan sepi disini?,” Hilman menyahut senang sambil melepas baju dan celananya. Tiga lainnya juga melepas pakaiannya.
“Ya ndak apa, wong nggak ada yang lihat di tengah hutan gini. Lagi pula warga desa jarang ke sini karena sungai ini di kawasan hutan, mereka lebih dekat ke sungai di desa,” kata Titin, ia memungiuti baju empat remaja itu di batu dan mulai mencuci di temat berjarak empat meter dari lokasi mandi mereka.

4 remaja itu mandi sambil gembira saling siram, Titin memperhatikannya dengan gembira juga, ia ikut senang melihatnya.

“Mbak Titin… mbak ikutan mandi dong.. biar rame..,” teriak Hilman polos.

Seketika Raju berlari mendekati Titin yang masih jongkok mencuci dan mendorongnya terceur ke sungai. Byurr.. tubuh Titin tenggelam di sungai yang cukup dalam, saat tubuhnya naik kancing baju atasnya terlepas sehingga payudaranya yang tidak tertutup BH sempat terlihat.

“Aduhhh Raju.. kamu nakal ya..,” Titin bersungut-sungut sambil membenahi bajunya.

Raju ikut mencebur dan mulai menyirami Titin dengan air, mereka tertawa dan saling siram. Andi, Hilman dan Roni kemudian bergabung mendekat dan ikut saling siram.

Titin protes karena kain dan bajunya basah terendam bersama tubuhnya. Sebab dia tidak membawa baju lain, masak pulang dengan basah kuyup.Cerita Sex 2018,Kisah Seks Dewasa,Cerita Mesum Terbaru,Cerita Dewasa Bugil,Tante Ngentot,Cerita Seks Toket Gede full bugil.

“Ya sudah mbak Titin bajunya dibuka aja, terus dijemur,”kata Hilman mejawab protes Titin.
“Iya mbak. Bajunya dijemur aja biar kering, jadi pas selesai mandi bisa dipakai lagi,”tambah Andi.

Titin berpikir sejenak. Benar juga usul mereka, lagipula meski telanjang tubuhnya tak mungkin terlihat karena terendam di sungai, kebetulan sungai juga agak keruh karena hujan kemarin.

“Ini tolong dijemurkan dik Andi..,” Titin menyodorkan kain dan bajunya ke Andi agar Andi menjemurnya di bebatuan.
“Ya sudah kalian teruskan mandinya.. mbak sambil nyuci ya,” kata Titin.

Sambil berendam badan sebatas bawah leher, Titin melanjutkan mencuci pakaian dengan hanya tangannya di atas batu sisi sungai. Sementara empat remaja itu kembali saling siram, bernyanyi dan berteriak-teriak gembira menikmati dinginnya air sungai dengan jarak menjauh dari Titin karena tak ingin mengganggunya.

Hilman menoleh Titin yang membelakangi mereka, pikirannya tiba-tiba teringat film porno milik ayahnya yang pernah ditontonnya dengan curi-curi. Selama ini ia hanya bisa membayangkan bagaimana bentuk tubuh wanita bugil yang dilihat secara langsung. Ia mulai membayangkan tubuh telanjang Titin di balik air sungai.

“Hey bro.. gimana ya bentuk susu dan mekinya cewek yang asli? Gue penasaran nih..? gimana kalau kita minta mbak Titin liatin dikiiiit aja,” pikiran Hilman yang mulai nakal disalurkan ke teman-temannya.

Roni setuju, tapi Andi dan Raju masih bertahan melarang, mereka takut Titin melaporkan ke bokap Andi dan kadus ayah Titin.

Akhirnya mereka memutuskan membuat strategi. Andi, Raju dan Roni kemudian berenang menjauh, cukup jauh dari posisi Titin yang msih sibuk mencuci, sementara Hilman menjalankan aksinya.

“masih lama nyucinya mbak…,” sapa Hilman dari belakang Titin.
“Eh dik Hilman ngaggetin aja. Ini celana kalian kok kotor banget sih, jadi lama nyikatnya,” Titin sempat terkejut melihat kehadiran Hilman.
“Sini saya bantuin mbak,” Hilman meraih tangan Titin di batu sisi sungai.
“Ah nggak usah dik.. kamu mandi saja sana, nanti saya dimarahi bapak. Kan saya disuruh membantu kalian,” Aish berusaha menahan tangan Hilman yang hendak mengambil sikat dan celana panjang Raju yang dicuci Titin.

Mereka sempat saling rebut, dan hal ini membuat tubuh Hilman menyentuh tubuh Titin yang sama-sama telanjang. Titin merasakan getaran saat siku Hilman menyengol susunya, ia baru sadar kalau keadaannya sedang bugil.

“Uh.. maaf ya mbak.. saya nggak sengaja, kena deh itunya,” Hilman pura-pura malu, tapi tubuhnya tidak menjauh dari Titin. Titin mendadak tersipu malu.
“Eh.. oh.. nggak apa dik.., asal jangan disengaja ya. Ndak baik itu,” kata Titin seolah menTitinati.
“Eng.. mbak.. saya boleh tanya, tapi jangan marah ya?,” kata Hilman.
“Tanya apa sih?,” jawab Titin sambil berbalik membelakangi Hilman dan kembali sibuk menyikat celana yang dicucinya. film sex disini
“Anu mbak.. apa kira-kira anunya cewek di desa sama dengan cewek kota ya?,” Hilman melanjutkan dengan ragu-ragu.
“Ih dik Hilman ini. Anunya apanya? Susunya maksud adik?,” Titin berbalik lagi menghadap Hilman.

Hilman malu sambil mengangguk.

“Ya sama saja dong dik.. anunya dik Hilman juga sama saja dengan remaja di desa sini kan?,” jawab Titin.

Diam-diam Titin merasa lucu juga mendengar pertanyaan itu.

“Eh.. anu mbak.. maksud saya…,”

“Hayo.. dik Hilman pernah ngintip cewek di kota mandi ya?,” kelakar Titin membuat Hilman salah tingkah dan semakin malu. Tapi ia merasakan pancingannya sudah mulai mengena pada Titin.

“Ah.. nggak kok mbak. Saya malah belum pernah lihat cewek telanjang sekalipun, hanya pernah di pelajaran biologi liat gambarnya aja. Makanya penasaran mbak..,” aku Hilman.

Mendengart itu Titin jadi kTitinan pada Hilman. Di desanya rata-rata remaja pria sudah semua pernah melihat payudara wanita secara langsung, meskipun hanya wanita setengah baya yang sedang mandi di sungai. Ia lalu berpikir memperlihatkan susunya kepada Hilman untuk mengobati penasaran anak kota itu. Lagi pula ia kan bukan gadis lagi, dan selama empat remaja itu di dusunnya ia diminta kadus ayahnya membantu mereka mengenali lingkungan dan kehidupan desa.

“Ya sudah.. kalau mbak liatin susu mbak gimana?,” tanya Titin.
“Ehhhmm.. mau mbak.. tapi mbak nggak marah kan?,” kata Hilman senang.

Titin tersenyum dan beranjak ke sisi sungai yang lebih dangkal agar tubuh atasnya terentas, ia kemudian berdiri bersandar di batu sisi sungai. Mata Hilman seperti tak percaya melihat susu montok Titin terpampang di hadapannya, kental dan berwarna kuning langsat dengan puting coklat muda.

“Tuh sudah liat kan.. sudah ya,” kata Titin.
“Tu..tunggu bentar mbak…, emhh boleh dipegang ya mbak.. bentaaar aja.. ya.. boleh ya,” rengek Hilman, tangannya lalu menyentuh perlahan susu Titin mulai dari pangkalnya diraba hingga puting susunya dijepit ringan dua jari.
“Hmm.. gimana.. sudah ya dik.., sama saja kan dengan di gambar?,” Titin merasa merinding disentuh susunya, sebab selama empat tahun ini ia tidak pernah lagi merasakannya sejak ditinggal mati suami.

Mata Titin mengawasi teman-teman Hilman lainnya, jangan-jangan yang sedang terjadi terlihat oleh mereka. Tapi ia lega, tiga teman Hilman cukup jauh dan terhalang pandangannya dengan batu di tengah sungai.

Saat Titin terlihat sibuk mengawasi temannya, Hilman menggunakan kesempatan itu, ia semakin nekat meremasi susu Titin.

“Mbak.. kenyalnya enak ya..,” katanya sambil terus memijati putting Titin.
“Enghhmm.. sudah ah dikhh.., sudah ya,” pinta Titin sambil menepis tangan Hilman.

Tapi Hilman masih saja meremasi susu Titin.

“Eh mbak.. kok begitu megang susu mbak.. burung saya bangun sih?,” Hilman bertanya kekanak-kanakan sambil terus meremasi Titin.

Titin kembali merasa lucu dengan pertanyaan Hilman, namun mendengar kata burung mebuat pikiran Titin tak karuan dan merindukan melihat burung suaminya. Tadinya ia berpikir empat remaja ini masih sangat kanak-kanak tapi mendengar Hilman mengaku burungnya berdiri Titin jadi penasaran juga, sebesart apa sih burung anak usia belasan ini.

“”Apa.. emang burung dik Hilman bangun sekarang?,” tanya Titin.

“Iya mbak.. nggak tau nih kenapa.., nih mbak pegang coba,” Hilman segera menuntun tangan Titin ke penisnya yang terbungkus kolor.

Titin merasakan nafasnya memberat saat tanganya menyentuh penis Hilman. Remaja ini bongsor dan atletis dibanding usianya yang masih belia. Penisnya juga sudah sebesar penis pria dewasa umumnya.

“Tuh kan mbak.. bangun.. kenapa ya mbak?,” rengek Hilman.
“Emhh.. oh.. ini wajar dik.. normal. Kan di pelajaran biologi juga adik sudah tahu..,” kata Titin.

Sambil tangannya terus mengusapi penis Hilman, Titin seolah menggurui menjelaskan kalau penis pria berdiri karena terangsang apalagi jika menyentuh vital wanita.

“Sini dik.. nah kalau diginiin rasanya gimana?,” Titin menyusupkan tangannya ke balik CD Hilman dan mulai mengocok pelan penis Hilman.
“Aduhh.. mbaakkhh enakhh..,”lenguh Hilman.

“Itu wajar dik.. nanti kalau sudah kawin baru deh dik Hilman rasain enaknya. Karena kalau sudah punya istri, burungnya dik Hilman bisa bersarang di sarangnya,” kata Titin.

Ia tak sadar penjelasannya justru membuat pertanyaan-pertanyaan menyusul yang menuntut dari Hilman.

“Sarangnya apa tuh mbak.., enghh.. terusin digituin mbak.. enakhh nih..,” Hilman merasa penisnya sudah sangat tegang, tangannya terus meremasi susu Titin. Nafas Titin mulai menyesak.. ia membayangkan penis itu penis suaminya yang sudah siap mengantar kenikmatan padanya.
“Hhh.mmmm.. sarangnya namanya memek dik.. seperti punya mbak ini..sini dik Hilman pegang ya..,” Titin menuntut tangan kanan Hilman ke selangkangannya.

Hilman bisa merasakan lembutnya permukaan vagina Titin.

“Wah.. lembut sekali ya mbakhh.. kalau dipegangin gini mbak merasa enak juga nggak kayak saya,” Hilman terus melancarkan tanya, sambil tangannya mulai membelai-belai permukaan vagina Titin.

Titin sedikit mengangkangkan kakinya memberi ruang bagi tangan Hilman.

“Ngghhh.. sstt.. yahh enakhh dikhh.., sama enaknya..,” tubuh Titin mulai menggelinjang dipermainkan gatal dan geli di vaginanya.
“Terus gimana selesainya mbak.. kalau burung saya bersarang di sarangnya nanti?,” Hilman terus bertanya penasaran, pikirannya sudah melayang ke film porno yang pernah ditontonnya.

Penisnya kenikmatan karena tangan Titin semakin liar mengocoknya.

“Emmhh.. kalau sudah masuk ke sarangnya.. nanti burung dik Hilman bisa loncat-loncat di dalam.. teruss kalau mau selesai dia nyemprotin air..,” Titin semakin terangsang dengan pertanyaan Hilman, CD Hilman dilorotkanya dan penis Hilman dikocok semakin cepat.
“Ahh..sst.. geli banget mbakhh… auh.. kayak mau kencing nih.. ouh…, mbaakhh enak juga khan..?,” Hilman melenguh merasakan kedutan di penisnya.

Ekspresi kenikmatan Hilman membuat Titin semakin teransang, apalagi tangan Hilman juga semakin aktif mengosok permukaan vaginanya.

“Iya dik.. sstt enakhh juga mbakkhhh.. ahhkkss.. keluarin aja kencingnya nggak usah ditahan,” Titin merasakan tubuh Hilman mulai menegang dan croottt… semburan sperma Hilman muncrat ditangannya.film dewasa klik disini

Titin sudah terbakar birahi, pingulnya bergoyang agar lebih merasakan gosokan tangan Hilman di vaginanya.

Tapi sebelum ia klimaks, Titin mendengar suara teman-teman Hilman mendekat. Ia segera menyudahi aksinya dan kembali beranjak ke sungai yang lebih dalam agar tubuhnya terbenam lagi.

“Eh..mbak makTitin ya sudah ngajari saya.., jangan bilang ke yang lain mbak ya,” Hilman malu-malu menghampiri Titin kemudian ia naik ke bibir sungai dan bersalin pakaian.

Titin mengangguk, ia sendiri sangat malu menyadari apa yang barusan terjadi. Tapi klimaks yang belum sempat diraih membuat pikiran Titin jadi tak karuan saat itu. prediksi togel klik disini

Andi, Raju, dan Roni sudah berkumpul bersama Hilman dan sudah bersalin pakaian. Titin menyuruh mereka ke tenda duluan meninggalkanya, agar tak terlihat saat ia harus naik ke bibir sungai untuk kembali mengenakan kain dan bajunya.

Kamis, 07 Maret 2019

Ceritasex Ketika Tante Ivone Yang Minta Dipijat Berujung Ngentot

 Ceritasex Ketika Tante Ivone Yang Minta Dipijat Berujung Ngentot

https://bit.ly/2QDGCau 

CERITASEX– Udara pagi ini terasa sejuk sekali, seakan menyambut baik datangnya
hari Minggu ini, Secerah wajah tante Ivone yg tengah bercengkrama dengan bunga
bunga ditaman. Meskipun nampak angkuh, namun kecantikan wajahnya tak dapat
disembunyikan.

Aku baru saja selesai mandi dan berniat ngeteh diteras rumah sambil menghirup
udara pagi yg segar. Akan tetapi mataku melihat tante Ivone tengah asyik menikmati
keindahan bunga ditaman depan rumah.

Dengan gaya ala petani bunga Cibodas, tante Ivone nampak serius mmperhatikan tanaman itu. ” Pagi tan ” sapaku. ” Hmm… ” balasnya tanpa berpaling dari rumpunan bunga. ” Mau aku buatin minum nda tan!? ” tanyaku lagi setengah menawarkan jasa. ” Nda usah!! ” jawabnya juga seraya membelakangiku. Aku tak melihat tante Rita, Hendri ataupun Nita pagi ini. ” Ach, pada lari pagi kali? ” fikirku dalam hati.

Kurangkul tubuhnya yg mulus dan terlihat lemas sekali. “Ga papa kan tan??” tanyaku penuh rasa khawatir, seraya memapah tubuh tante Ivone. “Kepalaku terasa pusing Fad” jawab tante Ivone lemah. “Ya udah, istirahat aja didalam” saranku sambil terus memapahnya ke dalam rumah. “Akhirnya aku bisa merangkulmu Vone” ucapku dalam hati. Ada sjuta kebahagian dihatiku karna mampu merangkul tubuh si angkuh trsebut.

Setelah berada didalam rumah, dengan perlahan kududukan tante Ivone disofa ruang tamu. Dengan menarik nafas tante Ivone duduk dan brsandar pada sandaran sofa. Stelah itu aku melangkah mninggalkannya sendiri. Tak brapa lama aku kembali dengn segelas air hangat dan mnghampiri tante Ivone yg tengah brsandar disandaran sofa. “Minum dulu tan, biar enakan!” ujarku sambil menyerahkan gelas berisi air hangat yg kubawa. Tante Ivone pun meminum air hangat yg kuberikan. “Makasih ya Fad” ucapnya lemah sambil mletakan gelas dimeja yg ada didepannya.

“Kepalanya masih pusing ga tan!?” tanyaku. Tante Ivone hanya mnganggukan kpalanya. “Mau dipijatin ga!?” tanyaku lagi. “E, em” jawab tante Ivone prlahan seakan tengah mnahan sakit. Aku pun sgera memijat mulai dari kpalanya dngn prlahan lahan, kmudian dahinya yg dia bilang mrupakan pusat rasa sakitnya. “Wah, kenapa tante Fad!?” tanya Nita yg baru saja pulang. “Tadi si tante hampir jatuh, kepalanya pusing Nit!” jawabku. ” Terlalu capek kali!? ” ujar Nita sambil mlangkah kedapur. “Dah aga mndingan Fad” jelas tante Ivone dngn mata terpejam, menikmati pijatan pijatan jariku. Terasa hangat dahinya bersamaan dngn rasa hangat yg menjalari tubuhku. Harum aroma tubuh tante Ivone trasa mnusuk kedua lobang hidungku. Mmbuat aku ingin lebih lama lagi memijat dan dekat dngnnya.

“Masuk angin kali tan, dahinya aga anget ne!? ” jelasku, berupaya memancing agar niatku tercapai. “Iya kali? “ujarnya pula, seakan mengerti akan arti ucapanku. Membuatku makin brani lebih jauh. “Mau dikerikin ga!?” tanyaku dngn penuh haraf kepadanya. “Memang kamu bisa!?” tante Ivone balik brtanya. Membuat hatiku trasa berdebar tak karuan. “Ya bisa… ” jelasku dngn cepat, takut tante Ivone berubah fikiran lagi. “Ya udah, tapi dikamar ya…, ga enak disini” pinta tante Ivone. Membuat hatiku berdebar makin cepat. Dengan prlahanku papah dia mlangkah mnuju kamarnya. Akupun brusaha untuk menahan dan menenangkan hatiku. Yang mulai dirasuki niat dan fikiran kotorku.

Setelah berada didalam kamar, kusarankan agar dia istrahat diranjangnya. Tante Ivone pun mrebahkan tubuhnya sraya brnafas panjang. Seolah olah ada beban berat yg dibawanya. Aku sgera brlalu mngambil obat gosok dan coin untuk mengerik tubuh tante Ivone. Stelah kudapati smua yg kubutuhkan, aku kembali mnghampiri tante Ivone yg tengah menanti. Dengan mmbranikan diri aku memintamya agar dia melepaskan pakaian yg dipakainya. Dia pun prlahan melepaskan pakaian atau baju yg dipakainya. Sehingga tante Ivone kini hanya mngenakan bra yg brwarna pink dan celana pendek saja. Ada getaran hangat mnjalari sluruh tubuhku, saat menyaksikan tante Ivone membuka bajunya. Hingga mmbangunkan kjantanan dan hawa nafsuku. Yang memang telah mngendap dibenakku sejak awal, ketika memprhatikan dia ditaman.

Sambil sekali kali mataku melirik kearah payudaranya yg brusaha ditutupi dngn bra dan kedua tlapak tangannya. Tapi hal trsebut mmbuatku smakin terangsang didorong rasa pnasaran yg tramat. Smentara tante Ivone hanya trdiam sraya mmejamkan matanya yg bulat dan indah. ” Pelan pelan ya Fad!? ” pintanya masih dngn mata yg trpejam. Tiba tiba pintu kamar prlahan terbuka, nampak Nita tengah brdiri dimuka pintu. “Tan aku mo kerumah tman dulu ya!?” ujar Nita brpamitan sraya matanya mlirik kearahku. “Iya Nit… ” balas tante Ivone tanpa brpaling kearahnya. Kemudian scara prlahan Nita mnutup pintu kembali dan brlalu pergi.

Jari tanganku mulai nakal terhadap tugasnya, jariku trkadang nyelinap dibawah ketiaknya brusaha meraih benda yg bulat dan padat brisi yg ditutupinya. Tapi tangan tante Ivone terkadang brusaha mnghalanginya, dngn merapatkan pangkal lengannya. “Jari kamu nakal ya Fad!? ” ucap tante Ivone stengah berbisik seraya mlirik ke arahku. Membuatku trsipu malu. “Habis ga kuat sich, tan…” jawabku jujur. Tapi tante Ivone malah melepaskan branya sehingga kini payudaranya nampak polos tanpa pelindung lagi.Dan langsung menjadi santapan kedua mataku tanpa brkedip. Langsung mmbuat hatiku brdebar debar mnyaksikan pemandangan trsebut. “Sekarang bisa kamu plototin pe puas dech!!” ujar tante Ivone tak lagi mnutupit buah dadanya dngn kedua tlapak tangannya lagi. Jantungku trasa bgitu cepat brdetak dan mmbuat lemas seluruh prsendianku. Kontolku brlahan tapi pasti mulai brdiri tegak mngikuti dorongan hasratku.“Memang dah selesai ngeriknya Fad!?” tegur tante Ivone mngingatkanku. Mmbuat aku sgera mlanjutkan prkerjaanku yg trtunda sesaat. Hampir seluruh bagian belakang tubuh tante Ivone telah kukerik dan berwarna merah bergaris garis. Hanya bagian bokongnya yg luput dari kerikanku karna trhalang dngn clana pendek serta CD yg dikenakannya. Tapi belahan bokongnya telah puas kuplototin.

Dengan prasaan malas akupun mnghentikan pijatanku dan sgera mmbrsihkan sisa sisa minyak dikedua tlapak tngnku. ” Cuci tanganmu dulu biar bersih sana!!” pinta tante Ivone skaligus printah. Akupun branjak pergi kekamar mandi yg memang ada didalam kamar trsebut. Stelah usai mncuci seluruh tanganku hingga benar benar bersih. Akupun kembali menghampiri tante Ivon yg tengah telentang diatas ranjang masih dngn keadaan sparuh bugil. Sperti saat aku tinggalkan kekamar mandi. Hingga payudaranya yg bulat dan brisi nampak mmbusung besar didadanya, dngn puting yg brwarna coklat susu. “Ayo Fad, kamu mau mainin ini kan!?”. “Aku juga mau kok!?” ucap tante Ivone sambil meremas salah satu payudaranya hingga putingnya menonjol kearahku. Akupun mendekat menghampirinya dngn perasaan nafsu. Membuat kontolku kian brdiri dan mngeras kencang dibalik celanaku.

Akupun tak mnunggu lebih lama, segeraku remasi payudaranya yg mnantang. Tante Ivone brgelinjang saat telapak tanganku mendarat dan meremas kedua payudaranya. ” Achh.., iya Fad trussss ” rintihnya prlahan. Jari jemariku kian liar meremasi sluruh daging bulat yg padat brisi. JariQ juga memainkan putingnya yg mulai mengeras. ” Iya,.., ayo diisep Fad.., aaaayooo “pinta tante Ivone dngn nafas taj tratur. Akupun sgera mnjilati dan mengisapi puting payudaranya. “Aduhhh…, enaaaak, trusss….” desah tante Ivone seraya mmegangi kpalaku. Aku smakin brnafsu dngn puting yg kenyal sperti urat dan mnggemaskan. Smentara tante Ivone smakin mndesah tak karuan.

Cukup lama jari telunjukku kluar masuk didalam memek tante Ivone, hingga lobang itu mulai trasa basah dan lembab. Sampai akhirnya tangan tante Ivone menahan gerakan tanganku dan mminta menyudahinya. “Aaaachhh.., udaahhh., Faddh.., aaachh” rintih tante Ivone. Akupun menarik tanganku dari balik clananya dan mlepaskan putingnya dari mulutku.

“Buka pakaianmu dong, Fad!!” seru tante Ivone sraya bangkit dan mlepaskan clana pendek serta CDnya. Shingga dia bugil dan nampak rumput hitam ditengah slangkangannya yg baru saja ku obok obok. Akupun mlepaskan smua pakaianku dan bugil sperti dirinya.

Dengan senyum manis kearahku, tante Ivone mendekat dan brjongkok tepat didepan selangkanganku. “Aouw, gede banget..!!” seru tante Ivone sraya telapak tangannya mraih kontolku yg telah brdiri dan keras. Dengan tangan kanan dia mmegang erat batang kontolku, sedangkan tlapak kirinya mngelus elus kpalanya. Hingga kpala kontolku trasa brdenyut hangat. Kmudian dimasukan kontolku kedalam mulutnya sraya matanya mlirik ke arahku. “Agghhh… “aku mlengguh tak kala sluruh kontolku tnggelam masuk kedalam mulutnya. Darahku brdesir hangt mnjalari sluruh urat ditubuhku. Aku hanya dapat memegangi kpala tante …

…Ivone, meremas serta mngusap usap rambutnya yg ikal sebahu. Smentara tante Ivone smakin liar, sbentar mengulum dan mngemud seakan dia ingin melumat sluruh kontolku. Trnyata dia lebih buas dari tante Rita. Trkadang dia menjilati dari batang hingga lobang kencing dikpalanya. ” Aaaaaaa… ” erangku menahan rasa nikmat nan tramat. Trasa tubuhku melayang jauh tak menentu.

Entah brapa lama tante Ivone mngemut, mnjilat dan mengulum kontolku. Yg jelas hal ini mmbuat tubuhku brgetar dan hampir kejang. ” Gantian dong tan, aku juga mau jilatin memekmu! ” rengekku, hampir tak mampu mnahan nafsuku. Ingin rasanya memuntahkan keluar sebanyak banyak. Agar tante Ivone mandi dngn air maniku.

Tante Ivone sgera bangkit brdiri meninggalkan kontolku yg masih berdiri tegak. Kemudian aku mminta agar dia duduk dikursi tanpa lengan yg ada. Akupun berjongkok mnghadap memeknya yg dihiasi bulu lebatnya. Kedua kaki tante Ivone trtumpu pada kedua bahuku. Maka mulutku mulai mnjarah memek yg tlah mnganga terkuak jari jemariku, hingga nampak jelas lobang memek yg berwarna merah dan lembab. Lidahku pun mulai mnjelajahi dan menjilati lorong itu. “Aaaaowwh…, aaaa…, iyyyaaa.., trussss, aassstttssh” desah tante Ivone saat lidahku brmain mnjilati lobang memeknya. “Aduuuhh,…, truuusss, lebihhh daallaaamm, aaah,… enaaakhh, agh, agh, aghhhh” rintihnya pula sambil mremas dan mnjambaki rambut dikpalaku. Lidahkupun smakin liar dan brusaha masuk lebih dalam lagi. “Aaaaghh,.., gilaaaa…, enaaaksss,.., ubss,.., aaaaachghhh” suara tante Ivone tak karuan. Lidahku brhenti mnjilati dinding lobang memek, kini brpindah pada daging mungil sbesar biji kacang hijau. Ku jilati itil yg brwarna merah dan basah dngn air mazinya dan air liurku.

Akupun melepaskan isapan mulutku pada itil tante Ivone dan bangkit brdiri dihadapannya dngn kontol yg masih tegak dan keras. Kemudian mminta tante Ivone agar bangkit dari duduknya. Kini aku yg mnggantikan posisinya duduk dikursi.

Tante Ivone naik keatas pahaku dan tubuhnya mnghadap kearahku, hingga tubuh kami saling brhimpitan. Kmudian tante Ivone mmbimbing kontolku masuk kelobang memeknya dngan jarinya. ” Aagghhsss.. ” rintih kecil tante Ivone ketika kontolku masuk menusuk memeknya. Tak lama kmudian bokongnya mulai turun naik, mngesek gesek kontolku didalamnya. Aqpun mngimbanginya dngn mmegangi pinggulnya membantu bokongnya turun naik.

” Aachhh.., yaaaa, oohhh, enaaak Fadd “. ” Auwwghhh…., aaaaaa…, oohhhh, yaaa ” racau tante Ivone tak karuan jika tubuhnya turun mnenggelamkan kontolku dimemeknya.

” Aauwww, aku ga tahan ne Fadd,…, aaaauwww, yessss ” rintih tante Ivone sraya mnggerakan bokongnya dngn cepat. Akupun membalas reaksinya, dengan melumat lagi payudaranya .”Aaaaaawhhh……..”erang tante Ivone sambil menekan bokongnya lebih rapat dengan slangkanganku. Akupun mengejang menahan tekanan bokong tante Ivone. “Aaaachhhh…….” akhirnya aku tak mampu lagi membendung cairan kental dari dalam kontolku. Kamipun saling berpelukan dengan erat beberapa saat dngn brcampur peluh masing masing.

Setelah cukup lama kami brpelukan, kamipun bangkit dengan malas, enggan branjak
dari suasana yg ada. Stelah itu kamipun mandi mmbrsihkan tubuh kami masing
masing yg basah dngn peluh syurga.